Struktur Teks
|
Kalimat dalam Teks
|
Orientasi
|
Zaman dahulu kala, hiduplah seorang
gadis muda bernama Cinderela. Ia tinggal bersama dengan ibu tiri serta dua
orang saudari tirinya. Ia sangat cantik dan rajin. Ibu tiri dan dua saudara
tiri Cinderela memiliki sifat marah. Mereka memperlakukan Cinderela
dengan tidak sopan dan buruk. Ibu tiri Cinderela suka memerintah Cinderela
melakukan pekerjaan rumah yang berat, seperti menyikat lantai, membersihkan
tempayan dan dandang, serta mempersiapkan masakan untuk keluarga. Sementara
itu, dua saudara tiri Cinderela tidak melakukan apa-apa. Mereka hanya sibuk
bersantai sepanjang hari.
|
Insiden
|
Pada suatu hari Cinderela duduk
termenung sambil menangis. Ia memikirkan dua hal yang sedang dihadapainya,
yaitu menghadiri pesta kerajaan atau menunggu dan tetap tinggal di rumah
seperti perintah ibu tirinya. Cinderela semakin sedih ketika melihat kedua
saudara tirinya berangkat dengan memakai baju yang sangat bagus. Mereka
berharap dapat menjadi wanita beruntung yang dapat diajak dansa oleh sang
pangeran. Kedua saudara tiri Cinderela berangkat ke istana. Mereka
meninggalkan Cinderela sendirian di rumah. Tanpa dapat dibendung, air mata
Cinderela pun tumpah. Ia pun menangis sedih.
“Mengapa engkau menangis, Cinderela?” sebuah
suara lembut bertanya. Cinderela terkejut dan mendongakkan wajahnya yang
semula tertunduk. Ia melihat sosok Ibu Peri berdiri di sampingnya. Dengan
gugup ia berkata “Saya ingin ke pesta, tapi saya ditinggal sendiri di sini.”
“Hmm”, guman Ibu Peri. “Meskipun kamu diberi pekerjaan yang berat oleh ibumu,
kamu selalu melakukannya dengan gembira. Kamu juga tidak pernah mengeluh dan
selalu lapang dada. Oleh karena itu, saya juga ingin melihat kamu bahagia dan
dapat pergi ke pesta.”
Dengan ajaib, Ibu Peri mengubah labu
yang tumbuh di belakang rumah menjadi kereta. Ia juga mengubah beberapa tikus
yang berlarian menjadi kuda penarik kereta beserta seorang sais kereta. Ibu
Peri menepuk baju lusuh Cinderela dengan tangannya dan baju lusuh itu pun
berubah menjadi gaun yang sangat indah. Ia juga memberi Cinderella sepatu
kaca yang sangat cantik. “Sekarang saatnya kamu pergi, Cinderela. Namun,
ingat, kamu harus pulang sebelum tengah malam atau kamu akan kembali seperti
semula,” Kata Ibu Peri. Cinderela berangkat ke pesta dengan gembira.
Malam itu benar-benar menjadi malam yang
menakjubkan bagi Cinderela. Pangeran mengajaknya berdansa. Tiba-tiba, jam
dinding di istana berdentang dua belas kali. Cinderela pun teringat pesan Ibu
Peri dan segera berlari ke luar istana secepat yang ia mampu. Dalam
ketergesa-gesaannya, salah satu sepatu kacanya tertinggal.
Beberapa hari kemudian, pangeran
kerajaan mengumumkan bahwa ia akan menikahi gadis yang kakinya cocok dengan
ukuran sepatu kaca yang tertinggal. Kedua saudara tiri Cinderela mencoba
sepatu tersebut, tapi tidak ada yang cocok. Meskipun ia berusaha dengan keras
memaksakan kakinya masuk, tetap saja sepatu itu tidak muat. Ketika giliran
Cinderela tiba, sepatu itu pas dengan kakinya. Akhirnya, Cinderela pun diboyong
ke istana. Sang Pangeran merasa sangat bahagia melihat Cinderela lagi. Mereka
kemudian menikah dan hidup bahagia.
|
Interpretasi
|
Kesabaran dan ketabahan yang selama ini
dilakukan Cinderela terhadap perbuatan ibu tiri dan kedua saudara tirinya
memberi berkah kepadanya. Dengan bantuan Ibu peri, ia dapat datang ke pesta
dan bertemu dengan putra mahkota yang akhirnya mempersuntingnya. Sekarang
Cinderela dapat tersenyum berkat bantuan Ibu Peri yang baik.
|
Kamis, 03 September 2015
Struktur Teks Eksemplum “Cinderela Gadis Penyabar”
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar