PENERIMAAN ( REVENUE )
Proses produksi yang dilakukan perusahaan akan menghasilkan sejumlah produk. Produk inilah yang akan menjadi sumber penerimaan bagi peruahaan setelah produk terjual. Oleh karena itu, penerimaan perusahaan dapat diartikan sebagai sejumlah uang yang diterima oleh perusahaan atas penjualan produk yang dihasilkan. Dalam ilmu ekonomi, penerimaan perusahaan disebut juga revenue.
Besar penerimaan perusahaan ditentukan oleh dua faktor, yaitu jumlah produk yang terjual dan harga produk tersebut. Semakin besar jumlah produk yang terjual dan semakin tinggi harga produk tersebut, penerimaan perusahaan akan semakin besar. Sebaliknya, semakin rendah jumlah produk yang terjual dan semakin rendah harganya maka semakin kecil penerimaan yang diterima perusahaan. Oleh karena itu, harga sangat berpengaruh terhadap revenue.
Tingkat harga ditentukan oleh strukur pasar. Pada pasar persaingan sempurna, harga barang bersifat konstan. Adapun pada persaingan pasar tidak sempurna, harga cenderung turun.
JENIS-JENIS PENERIMAAN PERUSAHAAN.
Penerimaan perusahaan dapat dibedakan menjadi penerimaan total, penerimaan rata-rata, dan penerimaan marginal. Berikut uraian lengkap mengenai ketiga penerimaan tersebut.
Penerimaan total/total revenue (TR)
Penerimaan total ialah jumlah seluruh penerimaan perusahaan dari penjualan produk yang dihasilkan. Penerimaan ini dapat dihitung dengan cara mengalikan jumlah seluruh produk yang dihasilkan dengan harga jual produk per unit. Secara matematis, perhitungan itu dapat dirumuskan :
TR = Q x P
Penerimaan raa-rata/average revenue (AR)
Penerimaan rata-rata ialah penerimaan per unit produk yang terjual. Penerimaan rata-rata dapat dihitung dengan cara membagi penerimaan total perusahaan dengan jumlah produk yang terjual. Secara matematis, perhitungan ini dapat dirumuskan :
AR = TR/Q
Keterangan :
AR = penerimaan rata-rata
TR = penerimaan total perusahaan
Q = jumlah produk yang dihasilkan, dan diasumsikan semuanya terjual
Karena TR = Q x P, maka :
AR = (Q x P )/Q sehingga AR = P
Penerimaan marginal/marginal revenue (MR)
Penerimaan marginal ialah penerimaan tambahan dari adanya tambahan per unit produk yang terjual. Penerimaan marginal dapat dihitung dengan cara membagi tambahan penerimaan total perusahaan dengan tambahan jumlah produk yang terjual. Secara sistematis, perhitungannya dapat dirumuskan :
MR = (? TR)/(? Q)
Keterangan :
MR = penerimaan marginal
?TR = tambahan penerimaan total
?Q = tambahkan jumlah produk yang dihasilkan, dan
diasumsikan semuanya terjual.
PERHITUNGAN PENERIMAAN PERUSAHAAN
Untuk memperjelas pemahaman mengenai konsep TR, AR, dan MR, anda dapat melihatnya pada tabel berikut. Perhitungan ini didasarkan pada kecenderungan menurunnya harga dengan semakin banyaknya barang yang dijual.
Quantity (unit ) Price (Rp) TR (Rp) AR (Rp) MR (Rp)
1 50 50 50 0
2 47 94 47 44
3 40 160 40 33
4 32 192 32 16
5 28 196 28 4
6 24 192 24 -4
7 20 180 20 -12
Jika P tetap meskipun Q bertambah, pertambahan TR akan sebanding dengan pertambahan Q. Artinya jika Q ditambah 10% TR juga akan bertambah 10%. Sementara itu, AR tetap sama dengan P. Begitu pula MR akan samadengan P. Ini disebabkan tambahan TR sebanding dengan tambahan Q sehingga MR = P.
C. LABA DAN RUGI ( PROFIT AND LOSS ).
Setelah memahami konsep biaya produksi dan penerimaan perusahaan, anda akan dapat menghubungkan kedua konsep tersebut. Apabila anda hubungkan antara biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan dan penerimaan yang diterima perusahaan, anda akan menghadapi tiga kemungkinan, yaitu biaya lebih kecil dari pada penerimaan atau biaya lebih besar dari penerimaan.
Jika biaya lebih kecil dari penerimaan, akan lahir laba (profit). Jika biaya lebih besar dari penerimaan akan timbul rugi (loss), dan jika sama dengan penerimaan, akan lahir konsep titik impas (break event point). Bedasarkan hubungan antara biaya dan penerimaan tersebut, laba usaha (profit) dapat diartikan sebagai kelebihan penerimaan perusahaan atas biaya yang dikeluarkannya. Dapat juga dikatakan bahwa laba usaha merupakan selisih positif dari penerimaan perusahaan atas biaya yang dikeluarkannya.
Adapun rugi usaha dapat diartikan sebagai selisih negative dari penerimaan perusahaan atas biaya yang dikeluarkannya. Sementara itu, titik impas dalam usaha dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang menunjukkan bahwa penerimaan perusahaan sama dengan biaya yang dikeluarkannya. Dengan kata lain, dalam keadaan impas, perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi.
Perhitungan Laba dan Rugi Usaha.
Laba dan rugi usaha dapat diperhitungkan secara total maupun rata-rata.
Perhitungan secara total akan melahirkan konsep laba total/total profit (TPF) dan rugi total/total loss (TL). Laba total merupakan jumlah seluruh laba yang diterima perusahaan sebagai akibat dari kelebihan penerimaan total (TR) atas biaya total (TC) yang dikeluarkan perusahaan. Dengan demikian, total profit dapat dihitung dengan rumus :
Total profit (TPF) = Total Revenue (TR) – Total cost(TC)
Apabila TC lebih besar daripada TR, TPF akan negative. TPF yang negative menunjukan bahwa perusahaan mengalami kerugian atau besar rugi total (total loss).
Perhitungan secara rata-rata akan melahirkan konsep laba rata-rata/average profit (APF) dan konsep rugi rata-rata/average loss (AL). Laba rata-rata ialah laba yang diterima per unit produk, sedangkan rugi rata-rata ialah kerugian yang diderita perusahaan per unit produk.
Laba rata-rata (APF) dapat dihitung dengan rumus :
APF = TPF/Q atau APF = AR – AC
Sementara itu, rugi rata-rata dapat dihitung dengan melihat nilai total profit. Jika total profit bernilai negative, laba rata-rata juga akan bernilai negative, perusahaan mengalami kerugian. Jika nilai total profit dan laba rata-rata yang bernilai negative ( menjadi rugi total atau rugi rata-rata ) dimasukkan kedalam tabel, tanda negative menyatakan suatu kerugian. Untuk memperjelas perhitungan laba total dan laba rata-rata, serta rugi total dan rugi rata-rata dapat dilihat pada tabel berikut.
Kuantitas (Q) Harga (P) Total revenue (TR) Total cost (TC) Total profit (TP) Keterangan
0 8 0 800 -800 Rugi
100 8 800 2.000 -1.200 Rugi
200 8 1.600 2.300 -700 Rugi
300 8 2.400 2.400 0 Impas
400 8 3.200 2.524 676 Laba
500 8 4.000 2.775 1.225 Laba
600 8 4.800 3.200 1.600 Laba
650 8 5.200 3.510 1.690 Laba maksimal
700 8 5.600 4.000 1.600 Laba
800 8 6.400 6.400 0 Impas
2. KONSEP TITIK IMPAS ( BREAK EVEN POINT ).
Tujuan utama suatu perusahaan ialah untuk mendapat laba. Sebelum menetapkan laba, perusahaan harus mengetahui dalam jumlah produk berapa perusahaan mencapai titik impas, perhatikan contoh berikut
Sebuah perusahaan roti bakpia ‘77’ setiap hari mengeluarkan biaya tetap total sebesar Rp.50.000,00. Bedasarkan pengalaman, diketahui bahwa biaya variable rata-rata Rp.50,00 per buah. Harga jual bakpia Rp.100,00 per buah. Untuk mencapai BEP, berapa buah bakpia harus dihasilkan dalam atu hari dalam perusahaan itu?
Jawab :
Agar dicapai BEP, TR harus sama dengan TC.
TR = TC
P x Q = TFC + (AVC x Q)
100 Q = 50.000 + (50 Q)
100 Q – 50 Q = 50.000
50 Q = 50.000
Q = 1.000
Jadi, pada saat perusahaan menghasilkan bakpia sebanyak 1.000buah, perusahaan akan mencapai titik impas (BEP). Dengan catatan, semua produk yang dihasilkan laku terjual.
Analisis :
Pada Q = 1.000 buah
TR = 1.000 x Rp.100,00
= Rp.100.000,00
TC = Rp.50.000 + ( 1000 x Rp.50,00)
= Rp.100.000,00
Jadi, TR sama dengan TC.
Jika perusahaan menghasilkan bakpia < 1.000 buah, perusahaan akan mengalami rugi, contoh, jika :
Q = 900 buah
TR = 900 x Rp.100,00 = Rp.90.000,00
TC = Rp.50.000,00 + ( 900 x Rp.50,00 )
= Rp.95.000,00
TR – TC = Rp.90.000,00 – Rp.95.000,00
Jadi, perusahaan rugi = Rp.5000,00
Jika perusahaan menghasilkan bakpia > 1.000 buah, perusahaan akan memperoleh laba. Contohnya jika :
Q = 1.200 buah
TR = 1.200 x rp.100,00 = Rp.120.000,00
TC = Rp.50.000 + ( 1.200 x Rp.50,00 )
= Rp.110.000,00
TR – TC = Rp.120.000,00– Rp.110.000,00
= Rp.10.000,00
Jadi, laba perusahaan adalah Rp.10.000,00
Tidak ada komentar:
Posting Komentar