PENGERTIAN JUJUR
Kejujuran adalah mengatakan sesuatu dengan sebenar-benarnya. Definisi
yang lain dari kejujuran ialah berkata atau berbuat sesuatu dengan
sebenar-benarnya, tidak ada unsur kebohongan atau manipulasi didalamnya.
Kejujuran adakalanya dalam hal ucapan dan adakalanya dalam hal perbuatan. Pengertian
jujur dilihat dari segi bahasa adalah mengakui, berkata, atau pun memberi suatu
informasi yang sesuai dengan apa yang benar-benar terjadi/kenyataan. Dari segi
bahasa, jujur dapat disebut juga sebagai antonim atau pun lawan kata bohong
yang artinya adalah berkata tau pun memberi informasi yang tidak sesuai dengan
kebenaran. Jika diartikan secara lengkap, maka jujur merupakan sikap seseorang
ketika berhadapan dengan sesuatu atau pun fenomena tertentu dan menceritakan
kejadian tersebut tanpa ada perubahan/modifikasi sedikit pun atau benar-benar
sesuai dengan realita yang terjadi. Sikap jujur merupakan apa yang keluar dari
dalam hati nurani setiap manusia dan bukan merupakan apa yang keluar dari hasil
pemikiran yang melibatkan otak dan hawa nafsu.
Dalam
hal ucapan misalnya ia senantiasa berkata jujur dalam berbicara. Dan dalam hal
perbuatan misalnya dalam berdagang ia tidak pernah mengurangi timbangan ketika
memberikan kembalian kepada orang buta, ia berikan sesuai dengan apa yang
seharusnya diterima oleh orang buta tersebut, dan dalam hal perkantoran
misalnya ia tidak pernah korupsi, ia selalu melaporkan kegiatan-kegiatan yang
berhubungan dengan pekerjaannya sesuai dengan apa yang ada di lapangan.
Apabila kejujuran tidak ada dalam jiwa
setiap individu maka sikap manusia terhadap sesamanya semakin buas dan garang,
satu sama lain saling curiga, tidak ada rasa saling percaya antara satu dengan
yang lain, khususnya dalam hal kekayaan. Kita tahu perdagangan merupakan pusat
kegiatan perekonomian yang dibangun atas rasa saling percaya diantara para
pelaku perdagangan . andaikata dalam dunia perdangan ini tidak ada rasa saling
percaya diantara para pelaku-pelakunya maka akan terjadi resesi dan kemacetan
kerja. Dari sinilah muncul kesengsaraan hidup dan semakin sempit harapan untuk
bertahan hidup. Hal tersebut memang egois, sebab mana ada orang yang berakal
sehat mau menyerahkan hartanya kepada orang yang tidak dapat dipercaya.
MEDAN KEJUJURAN
Medan perbuatan
jujur yang paling utama ada tiga, yaitu:
1. Jujur dalam
niat, yakni kemurnian niat dan benarnya azimah / tekad, dan tetapnyairodah /
kehendak.
2. Benar dalam
ucapan yakni hanya mengucapkan kebenaran dan membuang kebatilan, laghwu dan
lahwu (sia-sia dan tiada guna) yang diharamkan.
3. Benar dalam
amal yakni dengan menyesuaikan ucapan dengan perbuatan, sedang persesuaiannya
adalah dengan petunjuk Kitabullah dan Sunnah Rasulullah sholallohu alaihi
wassalam.
MACAM-MACAM KEJUJURAN
Ibnu Qoyyim
rohimahulloh berkata: “Jujur tiga (macam): perkataan, perbuatan dan keadaan”.
1. Jujur dalam
perkataan: lurusnya lisan pada perkataan seperti lurusnya tangkai diatas
pangkalnya.
2. jujur dalam
perbuatan: lurusnya perbuatan-perbuatan diatas perintah dan Ittiba’ seperti
lurusnya kepada diatas badan.
3. Jujur dalam
keadaan: lurusnya perbuatan hati dan anggota badan diatas keikhlasan.
Ketahuilah,
bahwa istilah jujur, berlaku untuk beberapa makna, di anataranya:
·
Jujur
dalam perkataan.
Setiap orang
haruslah menjaga setiap pembicaranya, tidak berbicara kecuali yang benar dan
berbicara secara jujur. Makna jujur dalam pembicaraan merupakan jenis jujur
yang paling jelas dan paling terkenal. Seseorang juga harus menghindari
pembicaraan yang dibuat-buat, karena hal ini termasuk kedalam jenis dusta,
kecuali ada keperluan yang mendorongnya berbuat seperti itu dalam
keadaan-keadaan tertentu, yang dengannya dapat mendatangkan kemaslahatan.
·
Jujur
dalam niat dan kehendak
Jujur dalam
niat dan kehendak ini, maknanya di kembalikan kepada sikap ikhlas. Jika amalnya
ternodai oleh nafsu, maka gugurlah kejujuran niatnya, dan pelakunya dapat di
kelompokkan sebagai orang yang berdusta, seperti yang di sebutkan dalam suatu
hadits tentang tiga orang, yaitu: orang yang berilmu, seorang qori’ (pembaca
Al-Qur’an), dan seorang mujahid yang ikut berperang. Pembaca Al-Qur’an berkata:
“Aku sudah membaca Al-Qur’an hingga khatam.” Dustanya itu terletak pada
kehendak dan niatnya, bukan pada bacaanya. Begitu pula yang terjadi pada dua
orang yang lainnya (seorang qori’ dan seorang mujahid).
·
Jujur
dalam hasrat dan pemenuhan dari hasrat itu
Contoh pertama
bagi pemaknaan jujur dalam hal ini, adalah seperti orang yang berkata: “Jika
Alloh mengkaruniakan harta benda kepadaku, maka aku akan menshodaqohkan semuanya”.
Boleh jadi, hasrat ini jujur, namun bisa jadi ada keragu-raguan di dalamnya.
Contoh yang
kedua bagi pemaknaan jujur dalam hal ini, seperti jujur dalam hasrat dan
berjanji untuk diri sendiri. Sampai disini tidak ada hal yang berat dan sulit.
Hanya saja, hal ini perlu di buktikan jika benar-benar terjadi, apakah hasrat
itu benar adanya, ataukah justru dia akan lebih di kuasai oleh nafsu. Karena
itu Alloh ta’ala berfirman:
·
Jujur
dalam amal
Jujur dalam
amal disini, berarti harus ada keselarasan antara yang abstrak dan juga yang
konkrit, supaya amal-amalnya yang zhahir tidak terlalu memperlihatkan ke
khusyuan atau sejenisnya, dengan mengalahkan apa-apa yang ada di batinnya.
Tetapi bagi batin harus sebaliknya.
Mutharrif
berkata: “Jika yang tersembunyi di dalam batin seseorang, selaras dengan apa
yang terlihat, maka Alloh berfirman: “Inilah hamba-Ku yang sebenarnya”.
·
Jujur
dalam berbagai masalah
Ini merupakan
derajat jujur yang paling tinggi, seperti jujur dalam rasa takut, berharap,
zuhud, ridho, cinta, tawakkal dan lain-lainnya. Semua masalah ini memiliki
prinsip-prinsip yang menjadi dasar di gunakannya berbagai istilah tersebut,
yang juga mempunyai tujuan dan hakikat. Orang yang jujur dan mencari hakikat,
tentu akan mendapatkan hakikat itu. Alloh ta’ala berirman:
“Sesungguhnya
orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada
Alloh dan Rosul-Nya, Kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang
(berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Alloh. mereka Itulah orang-orang
yang benar”. (QS. Al-Hujuraat: 15).
SEBAB-SEBAB MANUSIA BERBUAT JUJUR
1. Mempunyai akal,
karena dengan akal manusia bisa mengetahui manfaat dari kejujuran dan bahaya
dari kebohongan, sehingga ia berbuat jujur.
2. Memiliki agama,
karena agama memerintahkan pemeluknya untuk berkat jujur dan melarang berkata
bohong.
3. Memiliki sifat
muru’ah, orang yang memiliki sifat muru’ah tidak suka berkata bohong, tetapi ia
lebih suka berkata jujur.
DALIL, HADIST SERTA JANJI ALLAH TERHADAP
ORANG-ORANG YANG JUJUR
·
Menjadi
pendamping para Nabi AS
Firman Allah;
Artinya:”Dan
barangsiapa yang mentaati Alloh dan Rosul(Nya), mereka itu akan bersama-sama
dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para
shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang sholeh, mereka
Itulah teman yang sebaik-baiknya”. (QS. An-Nisaa’ [4]: 69)
·
Memasukkannya
ke Surga.
Rosulullah
sholallohu alaihi wassalam bersabda:
(( عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ، فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِيْ إِلَى البِرِّ، وَإِنَّ البِرَّ يَهْدِيْ إِلَى الجَنَّةِ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يُصَدقُ وَيَتَحَّرَى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِّيْقًا ))
“Hendaklah
kalian (berbuat) jujur!. Sesungguhnya jujur menunjukkan kepada kebaikan, dan
kebaikan menunjukkannya ke Surga. Dan senantiasa seorang (berbuat) jujur dan
menjaga kejujurannya hingga ditulis disisi Allah sebagai Ash-Shiddiq (orang
yang jujur).(HR. Muslim: 4721)
·
Menenangkan
hati.
Hasan Bin Ali
rodhiallahu anhuma berkata:
حَفِظْتُ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: (( دَعْ مَا يَرِيْبُكَ إِلَى مَالَا يَرِيْبُكَ، فَإِنَّ الصِّدْقَ طُمَأْنِيْنَةٌ، وَ الكَذْبُ رِيْبَةٌ ))
“Aku hafal dari
Rosulullah sholallohu alaihi wassalam: “Tinggalkanlah perkara yang meragukanmu
kepada perkara yang tidak meragukanmu. Sesungguhnya kejujuran adalah
ketenangan, dan bohong adalah kecemasan”. (lihat Shohih Jami’: 3377)
·
Membuat
niat lebih besar.
Rosululloh
sholallohu alaihi wassalam bersabda:
(( مَنْ سَأَلَ اللهَ الشَّهَادَةَ بِصِدْقٍ، بَلَّغَهُ اللهُ مَنَازِلَ الشُّهَدَاءِ ))
“Barangsiapa
meminta kepada Allah mati syahid dengan jujur, Alloh angkat dia ketingkatan
orang-orang yang syahid”. (HR. Muslim: 1773)
·
Mendapatkan
berkah.
(( البَيْعَانِ بِالخِيَارِ مَالَمْ يَتَفَرَّقَا، فَإِنْ صَدَقَا وَ بَيَّنَا بُوْرِكَ لَهُمَا فِيْ بَيْعِهِمَا، وَإِنْ كَتَمَا وَ كَذَّبَا مُحِقَتْ بَرَكَةُ بَيْعِهِمَا ))
“Penjual dan
pembeli (memiliki) pilihan sebelum mereka berdua berpisah, jika berdua berkata
jujur dan menjelaskan (kekurangannya) maka diberkahi jual beli mereka. Dan jika
berdua menyembunyikan (kekurangan) dan berbohong maka dihapus keberkahan jual
beli mereka berdua”.(HR. Bukhori: 1937)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar