Kamis, 12 November 2015

Materi Jujur

PENGERTIAN JUJUR 
          Kejujuran adalah mengatakan sesuatu dengan sebenar-benarnya. Definisi yang lain dari kejujuran ialah berkata atau berbuat sesuatu dengan sebenar-benarnya, tidak ada unsur kebohongan atau manipulasi didalamnya. Kejujuran adakalanya dalam hal ucapan dan adakalanya dalam hal perbuatan.  Pengertian jujur dilihat dari segi bahasa adalah mengakui, berkata, atau pun memberi suatu informasi yang sesuai dengan apa yang benar-benar terjadi/kenyataan. Dari segi bahasa, jujur dapat disebut juga sebagai antonim atau pun lawan kata bohong yang artinya adalah berkata tau pun memberi informasi yang tidak sesuai dengan kebenaran. Jika diartikan secara lengkap, maka jujur merupakan sikap seseorang ketika berhadapan dengan sesuatu atau pun fenomena tertentu dan menceritakan kejadian tersebut tanpa ada perubahan/modifikasi sedikit pun atau benar-benar sesuai dengan realita yang terjadi. Sikap jujur merupakan apa yang keluar dari dalam hati nurani setiap manusia dan bukan merupakan apa yang keluar dari hasil pemikiran yang melibatkan otak dan hawa nafsu.
          Dalam hal ucapan misalnya ia senantiasa berkata jujur dalam berbicara. Dan dalam hal perbuatan misalnya dalam berdagang ia tidak pernah mengurangi timbangan ketika memberikan kembalian kepada orang buta, ia berikan sesuai dengan apa yang seharusnya diterima oleh orang buta tersebut, dan dalam hal perkantoran misalnya ia tidak pernah korupsi, ia selalu melaporkan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaannya sesuai dengan apa yang ada di lapangan.
          Apabila kejujuran tidak ada dalam jiwa setiap individu maka sikap manusia terhadap sesamanya semakin buas dan garang, satu sama lain saling curiga, tidak ada rasa saling percaya antara satu dengan yang lain, khususnya dalam hal kekayaan. Kita tahu perdagangan merupakan pusat kegiatan perekonomian yang dibangun atas rasa saling percaya diantara para pelaku perdagangan . andaikata dalam dunia perdangan ini tidak ada rasa saling percaya diantara para pelaku-pelakunya maka akan terjadi resesi dan kemacetan kerja. Dari sinilah muncul kesengsaraan hidup dan semakin sempit harapan untuk bertahan hidup. Hal tersebut memang egois, sebab mana ada orang yang berakal sehat mau menyerahkan hartanya kepada orang yang tidak dapat dipercaya.
MEDAN KEJUJURAN
Medan perbuatan jujur yang paling utama ada tiga, yaitu:
1.     Jujur dalam niat, yakni kemurnian niat dan benarnya azimah / tekad, dan tetapnyairodah / kehendak.
2.    Benar dalam ucapan yakni hanya mengucapkan kebenaran dan membuang kebatilan, laghwu dan lahwu (sia-sia dan tiada guna) yang diharamkan.
3.    Benar dalam amal yakni dengan menyesuaikan ucapan dengan perbuatan, sedang persesuaiannya adalah dengan petunjuk Kitabullah dan Sunnah Rasulullah sholallohu alaihi
wassalam.
MACAM-MACAM KEJUJURAN
Ibnu Qoyyim rohimahulloh berkata: “Jujur tiga (macam): perkataan, perbuatan dan keadaan”.
1.     Jujur dalam perkataan: lurusnya lisan pada perkataan seperti lurusnya tangkai diatas pangkalnya.
2.    jujur dalam perbuatan: lurusnya perbuatan-perbuatan diatas perintah dan Ittiba’ seperti lurusnya kepada diatas badan.
3.    Jujur dalam keadaan: lurusnya perbuatan hati dan anggota badan diatas keikhlasan.
Ketahuilah, bahwa istilah jujur, berlaku untuk beberapa makna, di anataranya:
·         Jujur dalam perkataan.
Setiap orang haruslah menjaga setiap pembicaranya, tidak berbicara kecuali yang benar dan berbicara secara jujur. Makna jujur dalam pembicaraan merupakan jenis jujur yang paling jelas dan paling terkenal. Seseorang juga harus menghindari pembicaraan yang dibuat-buat, karena hal ini termasuk kedalam jenis dusta, kecuali ada keperluan yang mendorongnya berbuat seperti itu dalam keadaan-keadaan tertentu, yang dengannya dapat mendatangkan kemaslahatan.
·         Jujur dalam niat dan kehendak
Jujur dalam niat dan kehendak ini, maknanya di kembalikan kepada sikap ikhlas. Jika amalnya ternodai oleh nafsu, maka gugurlah kejujuran niatnya, dan pelakunya dapat di kelompokkan sebagai orang yang berdusta, seperti yang di sebutkan dalam suatu hadits tentang tiga orang, yaitu: orang yang berilmu, seorang qori’ (pembaca Al-Qur’an), dan seorang mujahid yang ikut berperang. Pembaca Al-Qur’an berkata: “Aku sudah membaca Al-Qur’an hingga khatam.” Dustanya itu terletak pada kehendak dan niatnya, bukan pada bacaanya. Begitu pula yang terjadi pada dua orang yang lainnya (seorang qori’ dan seorang mujahid).
·         Jujur dalam hasrat dan pemenuhan dari hasrat itu
Contoh pertama bagi pemaknaan jujur dalam hal ini, adalah seperti orang yang berkata: “Jika Alloh mengkaruniakan harta benda kepadaku, maka aku akan menshodaqohkan semuanya”. Boleh jadi, hasrat ini jujur, namun bisa jadi ada keragu-raguan di dalamnya.
Contoh yang kedua bagi pemaknaan jujur dalam hal ini, seperti jujur dalam hasrat dan berjanji untuk diri sendiri. Sampai disini tidak ada hal yang berat dan sulit. Hanya saja, hal ini perlu di buktikan jika benar-benar terjadi, apakah hasrat itu benar adanya, ataukah justru dia akan lebih di kuasai oleh nafsu. Karena itu Alloh ta’ala berfirman:
·         Jujur dalam amal
Jujur dalam amal disini, berarti harus ada keselarasan antara yang abstrak dan juga yang konkrit, supaya amal-amalnya yang zhahir tidak terlalu memperlihatkan ke khusyuan atau sejenisnya, dengan mengalahkan apa-apa yang ada di batinnya. Tetapi bagi batin harus sebaliknya.
Mutharrif berkata: “Jika yang tersembunyi di dalam batin seseorang, selaras dengan apa yang terlihat, maka Alloh berfirman: “Inilah hamba-Ku yang sebenarnya”.
·         Jujur dalam berbagai masalah
Ini merupakan derajat jujur yang paling tinggi, seperti jujur dalam rasa takut, berharap, zuhud, ridho, cinta, tawakkal dan lain-lainnya. Semua masalah ini memiliki prinsip-prinsip yang menjadi dasar di gunakannya berbagai istilah tersebut, yang juga mempunyai tujuan dan hakikat. Orang yang jujur dan mencari hakikat, tentu akan mendapatkan hakikat itu. Alloh ta’ala berirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Alloh dan Rosul-Nya, Kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Alloh. mereka Itulah orang-orang yang benar”. (QS. Al-Hujuraat: 15).
SEBAB-SEBAB MANUSIA BERBUAT JUJUR
1.     Mempunyai akal, karena dengan akal manusia bisa mengetahui manfaat dari kejujuran dan bahaya dari kebohongan, sehingga ia berbuat jujur.
2.    Memiliki agama, karena agama memerintahkan pemeluknya untuk berkat jujur dan melarang berkata bohong.
3.    Memiliki sifat muru’ah, orang yang memiliki sifat muru’ah tidak suka berkata bohong, tetapi ia lebih suka berkata jujur.
DALIL, HADIST SERTA JANJI ALLAH TERHADAP ORANG-ORANG YANG JUJUR
·         Menjadi pendamping para Nabi AS
Firman Allah;
Hasil gambar untuk surah an nisa ayat 69Artinya:”Dan barangsiapa yang mentaati Alloh dan Rosul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang sholeh, mereka Itulah teman yang sebaik-baiknya”. (QS. An-Nisaa’ [4]: 69)
·         Memasukkannya ke Surga.
Rosulullah sholallohu alaihi wassalam bersabda:
(( عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ، فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِيْ إِلَى البِرِّ، وَإِنَّ البِرَّ يَهْدِيْ إِلَى الجَنَّةِ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يُصَدقُ وَيَتَحَّرَى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِّيْقًا ))
“Hendaklah kalian (berbuat) jujur!. Sesungguhnya jujur menunjukkan kepada kebaikan, dan kebaikan menunjukkannya ke Surga. Dan senantiasa seorang (berbuat) jujur dan menjaga kejujurannya hingga ditulis disisi Allah sebagai Ash-Shiddiq (orang yang jujur).(HR. Muslim: 4721)
·         Menenangkan hati.
Hasan Bin Ali rodhiallahu anhuma berkata:
حَفِظْتُ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: (( دَعْ مَا يَرِيْبُكَ إِلَى مَالَا يَرِيْبُكَ، فَإِنَّ الصِّدْقَ طُمَأْنِيْنَةٌ، وَ الكَذْبُ رِيْبَةٌ ))
“Aku hafal dari Rosulullah sholallohu alaihi wassalam: “Tinggalkanlah perkara yang meragukanmu kepada perkara yang tidak meragukanmu. Sesungguhnya kejujuran adalah ketenangan, dan bohong adalah kecemasan”. (lihat Shohih Jami’: 3377)
·         Membuat niat lebih besar.
Rosululloh sholallohu alaihi wassalam bersabda:
(( مَنْ سَأَلَ اللهَ الشَّهَادَةَ بِصِدْقٍ، بَلَّغَهُ اللهُ مَنَازِلَ الشُّهَدَاءِ ))
“Barangsiapa meminta kepada Allah mati syahid dengan jujur, Alloh angkat dia ketingkatan orang-orang yang syahid”. (HR. Muslim: 1773)
·         Mendapatkan berkah.
(( البَيْعَانِ بِالخِيَارِ مَالَمْ يَتَفَرَّقَا، فَإِنْ صَدَقَا وَ بَيَّنَا بُوْرِكَ لَهُمَا فِيْ بَيْعِهِمَا، وَإِنْ كَتَمَا وَ كَذَّبَا مُحِقَتْ بَرَكَةُ بَيْعِهِمَا ))

“Penjual dan pembeli (memiliki) pilihan sebelum mereka berdua berpisah, jika berdua berkata jujur dan menjelaskan (kekurangannya) maka diberkahi jual beli mereka. Dan jika berdua menyembunyikan (kekurangan) dan berbohong maka dihapus keberkahan jual beli mereka berdua”.(HR. Bukhori: 1937)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar