“Dan
Akhirnya.....”
“Kita putus ya..”
Seketika dunia Sella berubah, ia tak lagi seceria biasanya. Yap! Viky telah meninggalkannya. Setelah beberapa bulan Sella berpacaran dengan Viky, namun dengan alasan ketidakcocokan maka mereka pun akhirnya putus. Tentu Sella merasakan sakit yang amat dalam, karena apa? Viky telah dikenalnya sejak dulu, sejak mereka masih bocah SMP. Teman yang sangat sering menemani hari-hari SMPnya dan telah dipercayainya untuk jadi pacar.
Seketika dunia Sella berubah, ia tak lagi seceria biasanya. Yap! Viky telah meninggalkannya. Setelah beberapa bulan Sella berpacaran dengan Viky, namun dengan alasan ketidakcocokan maka mereka pun akhirnya putus. Tentu Sella merasakan sakit yang amat dalam, karena apa? Viky telah dikenalnya sejak dulu, sejak mereka masih bocah SMP. Teman yang sangat sering menemani hari-hari SMPnya dan telah dipercayainya untuk jadi pacar.
Sella pun mencoba menjalani
hari-harinya dengan biasa, mencoba untuk melupakan segala sesuatu tentang Viky
(baca:Move On) walaupun ia tau itu sulit. Hari berganti minggu, minggu pun
berganti bulan. Sella yang bersekolah disebuah SMK negeri yang cukup ternama
dikotanya itu merupakan murid kelas 11. Ia memang berpisah sekolah sama Viky
semenjak lulus SMP, Viky memilih untuk masuk SMK swasta, sedangkan Sella SMK
negeri. Dan dengan berjalannya waktu setelah mereka lulus SMP itupun timbul
benih-benih cinta yang akhirnya menyatukan mereka, namun sekarang semua hanya
tinggal kenangan. Sella mempunyai sahabat bernama Deva, Deva merupakan teman
sebangku Sella sejak mereka masuk SMK tersebut, mereka sama-sama memiliki
kemampuan otak yang bisa dibilang pas-pasan, untuk itu mereka memilih jurusan
“Perhotelan” yah, cukuplah untuk jadi tukang bersih-bersih. Deva merupakan anak
broken home, dan terbilang kurang perhatian dari mamanya, walaupun ia tinggal
bersama mamanya namun mamanya telah menikah lagi. Yap Deva tinggal bersama mama
kandung dan papa tirinya. Untuk itu Deva mempunyai teman-teman luar yakni para
pengamen jalanan yang sangat memiliki jiwa persaudaraan yang tinggi dan dirasa
Deva ia bisa menghilangkan beban pikirannya tentang masalah keluarga jika
berkumpul bersama para pengamen tersebut.
∞∞∞
Liburan sekolah
pun tiba..
Deva mengajak sahabatnya Sella untuk
pergi berlibur kesebuah pulau tetangga, yakni “Uban”. Selama sehari mereka
menginap dirumah salah satu teman mereka yaitu Vita. Disana ternyata juga
banyak teman-teman Deva yang merupakan pengamen jalanan tersebut. Yah..
sekalian silaturahmilah. Mereka pun jalan-jalan keliling Uban seharian, tak
hanya jalan-jalan namun mereka juga pergi ke pemakaman, ke makam salah satu
teman Deva yang meninggal setahun yang lalu. Saat mereka ziarah ke makam
tersebut, mereka bertemu dengan 3 cowok yang baru saja pulang ziarah, mereka
adalah Lingga, Revan, Anton. Ada satu hal yang menarik perhatian Sella, yakni
cowok bernama Revan. Cowok yang memiliki tinggi serta postur badan yang ideal,
serta rambut mowhak dengan memiliki tompel dipipi kirinya. Meskipun Revan
termasuk pengamen jalanan, namun ia memiliki penampilan yang rapi, sehingga
membuat Sella terkesima. Revan pun memberikan senyum termanisnya untuk Sella
dan Deva. Hal ini tentu membuat Sella jatuh cinta pada pandangan pertama.
Setelah berkenalan dan bercengkrama akhirnya Sella tau bahwa cowok yang buatnya
tersipu itu bernama “Revan”. Dan tak terasa pertemuan mereka itu terpisahkan
oleh waktu karena Sella dan Deva mesti pulang ke Batam. Sella pun hanya bisa
mengenang pertemuan itu dan berpikir kapan ia bisa melihat Revan lagi. Toh
mereka bertemu secara tidak sengaja dan dalam waktu yang singkat.
∞∞∞
|
Hari-hari Sella pun berjalan seperti
biasanya. Tiada something special. Sekolah ia jalani dengan biasanya, canda
tawa bersama teman-teman sejawatnya. Hingga setelah beberapa minggu berlalu
pasca liburannya ke Uban kemarin, Sella menerima pesan singkat (baca:SMS) dari
nomer yang tak dikenalnya.
|
Sella pun spontan
membalas isi pesan singkat tersebut.
|
Rasa penasaran pun
menyelimuti hati Sella, karena tak biasanya ada nomer yang tak dikenal masuk ke
handphonenya, apalagi semenjak putus dengan Viky. Karena biasanya handphonenya
hanya berdering jika telepon atau sms dari Viky dan sahabatnya Deva. Dengan
begitu menimbulkan rasa heran dalam diri Sella, pikirannya menerka-nerka entah
kemana. 1 nama yang ada dipikirannya, mungkinkah itu Viky? Maklumlah semenjak
putus Sella dan Viky lost contact. Hal ini sengaja dilakukan oleh Sella untuk
mempercepat proses move on. Tak lama kemudian handphone Sella pun bergetar
kembali. Secepat mungkin ia membuka isi pesan tersebut.
Sella sontak kaget
membaca pesan sms tersebut, hatinya berbunga-bunga.
“Revan sms gue?
OMG.. mimpi apa gue semalem?”, pikirnya dalam hati.
Dengan sigap
jari-jemari Sella telah bermain dikeyboard handphonenya.
|
Rada garing
sebenarnya pertanyaan itu, tapi mau gimana lagi. Sella bingung mau bilang apa
lagi. Dan tak terasa berjam-jam mereka saling berbalas pesan. Hal ini mereka
lakukan setiap hari dan tentu saja ini menimbulkan benih-benih cinta bagi kedua
belah pihak. Bulan pun berganti, kedekatan mereka bukanlah kedekatan biasa
sebagai teman namun telah berganti dengan rasa sayang.
∞∞∞
Setelah 3 bulan mencoba mengenal
satu sama lain tepat di ulang tahun Sella tanggal 01 Desember Revan pun
menyatakan rasa yang selama ini ada dihatinya. Ia ingin dihari special bagi
Sella itu juga menjadi hari special bagi mereka berdua. Sella pun tidak perlu
pikir panjang untuk menjawab ungkapan hati Revan karena ia juga merasakan rasa
yang sama. Yap, ia juga sayang Revan!.
Terhitung sejak tanggal 01 Desember
tersebut, status mereka tak lagi sebagai teman, namun sebagai pacar. Dan inilah
salah satu bukti move onnya Sella dari Viky. Terhapuslah sudah kenangan masa
lalunya bersama Viky dan berganti dengan cerita baru Sella dan Revan yang
jauuuuuuuuh lebih indah ketika bersama Viky. Deva yang mendengar kabar tentang
berpacarannya 2 sahabatnya itu tentu senang bukan kepalang. Tidak disangka
pertemuan mereka yang hanya beberapa jam itu alias sekilas menimbulkan efek
yang sangat penting dalam hidup Sella. Semenjak itu tiap ada waktu luang Sella
dan Deva menyempatkan diri untuk berkunjung ke Uban sekaligus berakhir pekan.
Disana mereka main kepantai, makan bareng, nongkrong bareng dan menggila
bareng. Sungguh bahagia yang Sella rasakan kini, tiada lagi rasa galau, mellow
dan sedih yang dulu sempat ia rasakan setelah putus dari Viky.
∞∞∞
Kelulusan pun
tiba...
Sella mencoba
untuk serius belajar guna menghadapi UN yang telah didepan mata. kenapa
demikian? Karena Sella merasa ia belom siap untuk menghadapi ujian akhir
tersebut. Revan sebagai pacar Sella hanya bisa memberi semangat untuknya.
Maklum saja Revan telah putus sekolah sejak setahun yang lalu. Setelah 4 hari
berkutat dengan ujian materi pokok yakni Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris,
Matematika serta Pelajaran Kejuruan Perhotelan rasa lega pun timbul dihati
Sella. Walupun ia belum tau bagaimana hasilnya. Karena ia rasa apa yang ia
kerjakan itu bukan yang terbaik tapi udah sesuai banget dengan kemampuannya.
Yah, apapun hasilnya ia pasrah. Yang jelas ia pengen “LULUS” dan gak ngecewain
orang tuanya. Ia berharap dengan bekal pelajaran kejuruannya selama 3 tahun
tersebut dapat mendapatkan tempat yang menjanjikan saat kerja nanti. But, it’s
just a dreams! Sella ingin menikmati libur yang panjang dahulu setelah tamat
sekolah, kemudian baru ia mencari kerjaan. Sella bukanlah tipe anak yang terlalu
rajin, buktinya saja dahulu saat SMP ia pernah tidak naik kelas setahun.
Sungguh pengalaman yang menarik bukan? Iya menarik sekaligus meninggalkan luka
dan malu mendalam. Liburan menunggu hasil UN adalah hari-hari yang panjang bagi
Sella, ya! Liburan selama hampir 2 bulan. Hal ini pun ia manfaatkan untuk
ketemu dengan pujaan hatinya Revan. Kali ini Sella tidak berangkat dengan Deva
melainkan ia memberanikan diri untuk berangkat sendiri ke Uban demi menemui
Revan. Sebenarnya Sella ini merupakan tipe anak penakut alias tidak pemberani,
maklumlah ia bukan seperti teman-temannya yang suka jalan kemana-mana. Mungkin
inilah yang dinamakan pengorbanan cinta, Sella pun rela membohongi kedua orang
tuanya demi menemui Revan. Pertemuan Revan dan Sella kali ini menghadirkan
moment-moment so sweet yang tak akan terlupakan bagi keduanya. Revan mengajak
Sella untuk jalan-jalan menikmati malam minggu berdua menggunakan sepeda motor,
mereka berencana untuk pergi keluar Uban. Mereka tidak hanya menghabiskan malam
dengan canda tawa, mereka makan sate ayam bareng, melihat pemandangan pantai
bareng. Pokoknya semua hal mereka lewati berdua. Dan tak terasa jam telah
menunjukkan pukul 22.00. Mereka pun bersiap untuk pulang ke Uban karena malam
mulai sepi. Saat perjalanan pulang ke Uban, hujan lebat pun melanda. Angin
bertiup kencang, gelombang memecah kesunyian, serta hujan mengguyur dengan
dahsyatnya. Karena sudah tidak bisa melanjutkan perjalanan pulang maka mereka
pun berhenti disebuah warung yang pemiliknya sudah menutup warung tersebut
karena sudah malam. Diteras warung yang berukuran ±4 X 4 meter itu mereka
berteduh. Dingin menyeruak dibadan kedua pasangan ini. Pohon-pohon bergerak
kesana-kemari menandakan kuatnya terpaan angin yang menerjangnya itu menambah kelamnya
malam. Setelah beberapa menit berteduh sang pemilik warung itupun keluar dan
terkejut melihat dua sepasang anak manusia yang tengah berdiri terpaku menatap
air yang turun. Sang pemilik warung itupun kemudian mengajak Sella dan Revan
untuk masuk kerumahnya, karena udara diluar rumah sangat dingin dan hujan pun
tempias ke teras rumahnya. Suami istri pemilik warung ini merupakan orang yang
baik, mereka memperlakukan Sella dan Revan seperti anaknya sendiri. Setelah
mempersilahkan duduk, sang Ibu pemilik warung pun menyediakan dua cangkir kopi
hangat untuk Sella dan Revan, ia mengerti bahwa dua sejoli ini tengah
kedingingan. Tidak hanya itu, mereka juga menawarkan Sella dan Revan untuk
menginap di warung sekaligus rumah kecil mereka itu guna beristirahat karena
hujan diluar tak kunjung reda. Namun Revan dan Sella merasa tidak enak hati,
maka mereka pun menolak tawaran kedua suami istri tersebut, mereka tidak ingin
merepotkan. Mereka pun memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke Uban dalam
kondisi hujan yang masih turun dengan derasnya. Pasangan suami istri itu
memberikan jas hujan bekas dan kantong plastik besar guna perlindungan Revan
dan Sella diperjalanan, dengan modal nekat mereka pun meninggalkan warung
tersebut serta mengucapkan terima kasih yang sangat banyak kepada kedua orang
tua pemilik warung tersebut. Mereka melintasi jalan yang sunyi dan sepi
ditemani guyuran derasnya hujan dan gelombang laut yang menderu ke daratan
hingga tiba ke aspal tempat sepeda motor Revan melaju.
Bersambung.........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar