Dengan mencintaimu, aku tau bahagia dan sedih secara
bersamaan. Jujur aku sangat amat bahagia kita masih bisa ngejalanin hari
bersama-sama sampai didetik ini. Aku bahagia melihat caramu untuk
mempertahankan aku ketika aku ingin pergi. Aku bahagia ketika hubungan yang
berawal dari ketidaksengajaan dan iseng ini bisa bertahan hingga mencapai angka
tahunan.. sebenarnya, bukan perihal seberapa lama kita bersama namun lebih ke
seberapa banyak kenangan yang kita ukir itu selama kita bersama. Aku senang
masih bisa tertawa lepas dan saling berbagi cerita bersamamu, melihat
kekonyolanmu.. aku tak pernah bosan.. namun dibalik kebahagiaan aku itu
tersimpan sedih yang tak banyak orang tau bahkan kamu sendiri juga tak pernah
tau. Yaa aku memang tak bercerita soal ini. Bagaimana bisa jika sedihku itu
karenamu lalu aku ceritakan padamu? Lol! Lebih baik ku simpan sendiri cerita
sedihku itu. Sampai disaat aku nulis ini, aku percaya bahwa memang benar kamu
menyayangiku namun kamu menyayangiku mungkin hanya sekadarnya. Aku bisa bilang
begitu karna aku tak banyak melihat usahamu menunjukkan rasa sayang itu. Aku tak
tau entah ini hanya perasaanku semata atau memang benar adanya. Kadang kala aku
merasa menjadi wanita egois yang selalu ingin harimu kamu habiskan bersamaku.
Kadang aku mencoba untuk memperkuat hati dan mencoba
memastikan bahwa aku bisa tanpa kamu. Namun semakin aku ngeyakinin diri sendiri
semakin jiwa aku itu berontak.. nyatanya, aku selalu ingat kamu.
Kalau ditanya apa specialnya kamu? Aku tak pernah tau. Yang aku
tau aku sayang samamu dan yang pasti aku selalu nyaman kalo lagi ngabisin waktu
bersamamu. Walaupun kadang Cuma hal-hal yang tidak penting namun terasa
berharga aja waktu yang terlewati.
Yang selalu terpikirkan olehku adalah.. sampai kapan kita
mau seperti ini? Saling mengikat namun tanpa kejelasan. Apakah ini semua
berakhir dengan “wasting time?” terkadang selalu ada keinginan untuk mundur dan
mengakhiri semuanya namun disaat itu juga kamu bilang “don’t go.....” disatu
sisi aku ingin tetap melangkah tanpa memperdulikan omonganmu, namun disatu sisi
aku juga belum siap sepenuhnya. Aku bingung...
Sedih ga sih ketika aku tau aku nyaman ngejalanin sesuatu
tapi disatu sisi aku juga mesti cari cara buat ngebunuh rasa nyaman aku itu? Aku
bahagia, tapi aku takut bahagia aku itu yang nantinya bakal nyakitin aku.
Dan ada satu hal yang tak pernah aku percaya, bahwa semakin
hari nyatanya aku semakin menyayangimu :’)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar