Jumat, 25 Desember 2015

Penjualan Konsinyasi dan Penjualan Angsuran

“PENJUALAN KONSINYASI”
PENGERTIAN PENJUALAN KONSINYASI
          Konsinyasi adalah penjualan dengan cara pemilik menitipkan barang kepada pihak lain untuk dijualkan dengan harga dan syarat yang telah diatur dalam perjanjian. Perjanjian konsinyasi berisi mengenai hak dan kewajiban kedua belah pihak.
PERJANJIAN KONSINYASI
Hak konsinyi :
·         Berhak memperoleh penggantian biaya dan imbalan penjualan
·         Berhak menawarkan garansiatas barang tersebut
Kewajiban Konsinyi:
·         Harus melindungi barang konsinyasi
·         Harus menjual barang konsinyasi
·         Harus memisahkan secara fisik barang konsinyasi dengan barang dagangan lainnya
·         Mengirimkan laporan berkala mengenai kemajuan penjualan barang konsinyasi
PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT
Pihak-pihak yang terlibat dalam konsinyasi adalah:
  1. Pengamanat (consignor) adalah pihak yang menitipkan barang atau pemilik barang. Pengamanat akan tetap mencatat barang yang dititipkannya sebagai persediaan selama barang yang dititipkan belum terjual atau menunggu laporan dari komosioner.
  2. Komisioner (consignee) adalah pihak yang menerima titipan barang.
    Baik pengamanat (consignor) maupun komisioner (consignee) mendapat keuntungan dengan adanya konsinyasi ini. Bagi pengamanat (consignor) melalui konsinyasi secara tidak langsung dapat dijadikan sebagai sarana promosi produknya dan menaikkan omzet penjualan serta memperluas daerah pemasaran . Bagi komisioner (consignee) akan mendapat komisi bila berhasil menjualkan barang konsinyasi. Selain itu komisioner (consignee) tidak perlu menambah modal kerja untuk membeli persediaan barang dagangan dan tidak menanggung resiko kerugian bila barang yang dititipkan tidak laku karena dapat dikembalikan kepada pengamanat (consignor).
METODE PENCATATAN PENJUALAN KONSINYASI
Metode pencatatan yang dapat dipakai baik oleh pengamanat (consignor) maupun komisioner (consignee) ada dua , yaitu:
  1. Metode Terpisah
Dalam metode terpisah laba atau rugi dari penjualan konsinyasi disajikan secara terpisah dengan laba atau rugi penjualan biasa atau penjualan lainnya. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar pada akhir periode dapat diketahui berapa laba atau rugi yang diperoleh dari penjualan konsinyasi dan berapa laba atau rugi yang diperoleh dari penjualan lainnya.
  1. Metode Tidak Terpisah
Dalam metode tidak terpisah laba atau rugi dari penjualan konsinyasi tidak dipisahkan dengan laba atau rugi dari penjualan biasa atau penjualan lainnya. Hal ini akan mengakibatkan pada akhir periode perusahaan tidak dapat mengetahui berapa laba atau rugi yang diperoleh dari penjualan konsinyasi dan berapa laba yang diperolah dari penjualan biasa atau penjualan lainnya. Untuk tujuan pengendalian intern sebaiknya perusahaan tidak menggunakan metode ini.
Untuk mengetahui bagaimana perlakuan akuntansi terhadap barang konsinyasi baik yang diselenggarakan oleh pihak pengamanat (consignor) maupun pihak komisioner (consignee), maka berikut ini dijelaskan Akuntansi yang diselenggarakan oleh masing-masing pihak.
Pembahasan dimulai dengan penerapan pencatatan dengan:
1. metode terpisah oleh:
a)    pengamanat (consignor) maupun
b)   komisioner (consignee)
2. metode tidak terpisah oleh:
a)    pengamanat (consignor) maupun
b)   komisioner (consignee)
1. Metode Terpisah.
Akuntansi yang diselenggarakan oleh masing-masing pihak sebagai berikut:
a. Akuntansi oleh Pengamanat (Consignor)
Setiap transaksi yang berhubungan dengan penjualan konsinyasi baik menyangkut pendapatan maupun biaya dicatat dalam rekening barang konsinyasi atau consigment out.
Pengamanat (consignor) mencatat/menjurnal pada saat:
1.     menitipkan barang ke komisioner (consignee) dan
2.    menerima laporan konsinyasi serta uang dari komisioner (consignee).
Transaksi yang berhubungan dengan pengiriman barang konsinyasi dan biaya-biaya penjualan konsinyasi akan didebit, misalnya:
·         Saat mengirimkan barang ke komisioner (rekening barang konsinyasi)
·         Biaya pengiriman barang ke komisioner
·         Biaya komisi
·         Biaya-biaya yang dikeluarkan oleh komisioner tetapi diganti oleh pengamanat.
Transaksi yang berhubungan dengan hasil penjualan barang konsinyasi dan pendapatan konsinyasi akan di kredit, yaitu:
·         Saat mencatat pendapatan konsinyasi
·         laba konsinyasi.
·         Saat menerima laporan tentang hasil penjualan barang konsinyasi (rekening barang konsinyasi)
Jadi rekening barang konsinyasi (consigment out) dicatat baik didebit maupun dikredit. Di debit saat Barang dikirim ke pengamanat dan dikredit saat barang yang dititipkan tersebut benar-benar sudah terjual berdasarkan laporan dari pihak consignee (komisioner)
b. Akuntansi oleh Komisioner (Consignee)
Bagi Consignee setiap transaksi pendapatan yang berhubungan dengan penjualan konsinyasi dimasukkan ke dalam rekening barang komisi atau consignment in.
Komisioner hanya membuat jurnal saat:
1.     menjual barang konsinyasi,
2.    mengeluarkan biaya-biaya yang berhubungan dengan konsinyasi
3.    mencatat pendapatan komisi dan
4.    pengiriman uang ke pengamanat (consignor)
Jadi rekening barang komisi (consigment in) dicatat baik didebit maupun dikredit. Di debit saat barang komisi diterima dari pengamanat dan dikredit saat barang komisi terjual kepada pihak lain.
2. Metode Tidak Terpisah
Akuntansi yang diselenggarakan oleh masing-masing pihak sebagai berikut:
a. Akuntansi Oleh Pengamanat
Karena pencatatannya tidak dipisahkan dengan penjualan biasa atau penjualan lainnya maka tidak ada perbedaan dalam membuat jurnalnya. Dengan demikian pendapatan dan biaya dari penjualan konsinyasi dicatat seperti halnya pendapatan dan biaya yang diperoleh dari penjualan biasa atau penjualan lainnya.
Pengamanat membuat jurnal saat:
·         mengeluarkan biaya pengiriman ke komisioner,
·         menerima laporan konsinyasi dan
·         menerima uang dari komisioner.
b. Akuntansi Oleh Komisioner
Seperti halnya pencatatan yang dilakukan oleh Pengamanat, pada buku komisioner bila penjualan barang komisi tidak dipisahkan dengan penjualan biasa dan penjualan lainnya, jurnal yang dibuat juga sama caranya sehingga tidak ada keistimewaan. Pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan kegiatan komisioner dicatat seperti halnya pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan penjualan biasa atau penjualan lainnya.
Komisioner membuat jurnal:
·         saat mengeluarkan biaya yang berhubungan dengan kegiatan komisioner,
·         saat penjualan barang komisi dan
·         saat mengirimkan laporan konsinyasi ke pengamanat serta
·         saat mengirimkan uang kepada pengamanat.
CONTOH SOAL
Harga pokok televisi per buah adalah Rp. 1.100.000,00
Diminta:
Buat jurnal yang ada di komisioner dan pengamanat, apabila menggunakan metode: a) Terpisah; dan b) Tidak terpisah
Metode terpisah
Metode tidak terpisah
Penyajian laba(rugi) penjualan konsinyasi didalam laporan perhitungan rugi-laba.
Laba(rugi) penjualan konsinyasi dapat disajikan didalam laporan perhitungan rugi laba bagi pengamanat, dengan cara menggabungkan data hasil penjualan; harga pokok penjualan dan biaya-biaya penjualan yang bersangkutan dengan data yang sama untuk transaksi penjualan reguler.akan tetapi apabila transaksi penjualan konsinyasi merupakan bangian yang cukup penting dalam dalam kegiatan distribusi, maka data hasil penjualan, harga pokok penjualan dan biaya-biaya penjualan yang bersangkutan dapat dilaporkan secara terpisah dan sejajar dengan data penjualan regular.
Kemungkinan lain untuk menyajikan data transaksi penjualan konsinyasi didalam laporan perhitungan rugi-laba adalah melaporkan sebesar laba(rugi) penjualan konsinyasi tanpa menyajikan data penjualan dan biaya-biaya yang bersangkutan.
Apabila cara ini ditempuh pada umumnya laba(rugi) penjualan konsinyasi ditambahkan(dikirangkan) dari laba kotor penjualan reguler sbg berikut:

PT Jaya Jakarta
Laporan Perhitungan Rugi-Laba
Untuk bulan september 1980 (dalam rupiah)
Hasil penjualan                                                              25.000.000
Harga pokok penjualan                                                  14.000.000
          laba kotor penjualan                                            11.000.000
          laba penjualan konsinyasi                                      1.410.000
                                                                                     12.410.000
Biaya usaha
         biaya penjualan                    3.025.000
         biaya adm & umum              5.635.000
              jumlah biaya usaha                                            8.660.000
Laba usaha                                                                      3.750.000

PT Jaya Jakarta
Laporan Perhitungan Rugi-Laba
Untuk bulan september 1980 (dalam rupiah)
Hasil penjualan                                                              25.000.000
Harga pokok penjualan                                                  14.000.000
          laba kotor penjualan                                            11.000.000
          laba penjualan konsinyasi                                      1.410.000
                                                                                     12.410.000
Biaya usaha
         biaya penjualan                    3.025.000
         biaya adm & umum              5.635.000
              jumlah biaya usaha                                            8.660.000
Laba usaha                                                                      3.750.000

“PENJUALAN ANGSURAN”
PENGERTIAN PENJUALAN ANGSURAN
          Penjualan angsuran adalah penjualan yang pembayarannya tidak diterima sekaligus (tidak langsung lunas), tetapi pembayarannya diterima melalui lebih dari 2 (dua) tahap.  Istilah penjualan angsuran dengan penjualan kredit hampir sama, tetapi penjualan kredit yang dibayar hanya 2 X pembayaran bukan merupakan penjualan angsuran.
Untuk menghindari resiko karena pembeli tidak membayar dan supaya penjual tidak mengalami kerugian, maka biasanya saat membeli ada beberapa perjanjian, antara lain:
1.     Pada saat membeli disertai dengan meninggalkan jaminan ke penjual.
2.    Hak kepemilikan barang berpindah ke pembeli, kalau pembayarannya sudah lunas.
Penjualan Angsuran Untuk Barang Tidak Bergerak dan Barang Bergerak
Dalam praktek penjualan angsuran dapat dipakai baik untuk barang bergerak maupun barang tidak bergerak. Dalam penjualan angsuran pada umumnya laba kotor diakui secara proporsional dengan penerimaan kas. Hal ini disebabkan ada kemungkinan terjadi pembatalan penjualan angsuran. Dengan metode ini bila terjadi pembatalan penjualan angsuran di catatan perusahaan tidak timbul rugi, tetapi mencatat keuntungan. Tetapi untuk penjualan angsuran barangbarang tidak bergerak tetap ada yang mengakui laba kotor pada periode penjualan.
1.   Penjualan Angsuran Barang Tidak Bergerak
Pada penjualan barang tidak bergerak, saat penjualan, nama barang yang bersangkutan langsung dikredit sebesar beban pokok penjualan. Selisih antara harga jual dan beban pokok penjualan langsung diakui sebagai laba kotor belum direalisasi. direalisasi belum diakui pada saat terjadi transaksi penjualan. Laba kotor yang belum direalisasi baru dihitung pada akhir periode. Hal ini disebabkan
Berikut ini adalah contoh penjualan angsuran untuk barang tidak bergerak dan penjualan angsuran untuk barang bergerak. Untuk penjualan angsuran barang tidak bergerak diberi contoh 2 metode pencatatan, yaitu laba diakui dalam periode penjualan dan laba diakui secara proporsional dengan penerimaan kas. Untuk penjualan barang bergerak hanya diberi contoh 1 metode pencatatan yaitu laba diakui secara proporsional dengan penerimaan kas. Karena pada umumnya untuk penjualan angsuran barang bergerak, laba diakui secara proporsional dengan penerimaan kas.



2.    Penjualan Angsuran Barang Bergerak
Pada penjualan barang bergerak, laba kotor yang belum direalisasi belum diakui pada saat terjadi transaksi penjualan. Laba kotor yang belum direalisasi baru dihitung pada akhir periode.
Dalam praktek, selain penjualan biasa (reguler) perusahaan juga melakukan penjualan angsuran. Tujuan perusahaan juga menjual secara angsuran adalah untuk menaikkan omzet penjualan. Bila hal ini yang terjadi dalam perusahaan, maka dalam menyusun Laporan Keuangan harus dipisahkan antara piutang penjualan reguler dan piutang penjualan angsuran.

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN
Jika Perusahaan Melakukan Penjualan Reguler dan Penjualan Angsuran
Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa disamping menjual secara reguler, perusahaan menjual secara angsuran dengan tujuan untuk meningkatkan omzet penjualan. Apabila hal ini terjadi, maka dalam neraca harus dijelaskan secara rinci :
1.     saldo piutang penjualan angsuran dari masing-masing periode penjualan angsuran
2.    saldo dari laba kotor belum direalisasi dari masing-masing periode penjualan angsuran
Dalam laporan laba atau rugi harus dipisahkan antara penjualan, biaya dan laba atau rugi dari penjualan reguler dan dari penjualan angsuran. Sedangkan laba atau rugi yang dicantumkan dalam laporan laba atau rugi adalah laba/rugi yang direalisasi selama satu periode tersebut (termasuk laba yang direalisasi dari penjualan angsuran periodeperiode sebelumnya).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar