Minggu, 31 Juli 2016

Hari baru untuk kisah yang baru

Haiiiiiiiiiiiiii!

Hari baru, tanggal baru dan pastinya diri yang baru. Sudah lama rasanya tidak menulis diblog. HAHA kurasa aku sedang menikmati duniaku sekarang, dalam edisi mencoba bangkit. Eh apasih wkwk
Alhamdulillah yang kurasakan sekarang lebih baik dari yang sebelum-sebelumnya, aku dapat bernafas lega. Menghirup aroma kesendirian dengan bahagia. Memang benar kata pepatah yang mengatakan "Kamu tidak tahu apakah kamu bisa melakukannya, sampai kamu benar-benar melakukannya". Ya, kurasa itu sangat tepat! Dulu aku sangat takut mencoba, bahkan jangankan melakukannya, membayangkannya saja rasanya tidak sanggup. Tapi ternyata? After time goes on, semuanya baik-baik saja. Dan aku bisa melewatinya, walaupun belum sampai diujungnya. Namun perlahan dengan pasti aku bisa melakukannya.

Aku sadar, bahwa banyak orang-orang disekelilingku yang amat sayang sama aku. Ya! Mereka keluarga, sahabat, dan teman-temanku. Yang selalu ngesupport aku, ngasi saran ini itu. Dengerin cerita aku panjang lebar selama ini walaupun pada akhirnya semua yang disaranin itu gagal aku lakuin wkwk. Mungkin selama ini aku terlalu memaksakan diri, sampai akhirnya aku mengabaikan nasehat-nasehat positif dari mereka semua. Dengan sadar, sekarang aku telah berhenti. Mungkin karna terlalu lelah setelah jauh berjalan namun tak mendapatkan apa-apa. Aku ingin beristirahat dari semuanya, dan aku sadar bahwa bahagia bukan perihal saling mencintai atau menyayangi. Menciptakan dunia sendiri juga bisa bahagia kok. Dan aku percaya bahwa setiap akhir pasti pertanda akan ada awal yang baru.

Jika ada yang tertawa, mungkin dia tidak mengetahui seberapa besar perjuanganku mencintaimu atau mungkin ada yang bertanya, “udah? Segitu aja?” Buat yang nanya begini, mungkin dia gak ngerasain yang namanya susah tidur, bahkan gabisa tidur semalaman Cuma karna nungguin orang yang belum tentu tau kalo dia ditungguin. Ga nafsu makan seharian karna kepikiran sesuatu. Uring-uringan gak jelas karna digantungin. Berusaha menyibukkan diri untuk ngelupain sesuatu. Kebayang ga rasanya? Jangan dibayangin deh. Pasti bakal bilang aku “bego” HAHA. Gapapa, terserah mau bilang apa. Tapi yang jelas aku gak pernah nyesel kok ngelakuin itu semua. Setidaknya aku banyak belajar dari apa yang aku alami dan untuk bekal dikedepannya nanti agar tak terulang hal yang sama. Dan yang paling penting, aku banyak pengalaman berharga.


Teruntuk kamu..
Dan pada akhirnya benar, kamu ninggalin aku walaupun kamu sendiri yang memintaku  untuk stay. Pergilah.. ini yang terbaik buat kita, aku tak perlu susah payah lagi membujukmu untuk mengakhiri ini semua lagi. Aku hanya berharap kamu lakuin ini karna kamu sadar atas semuanya. Aku juga tak pernah marah, bahkan aku ingin mengucapkan terimakasih untuk pernah menyayangiku, make a lots of good or bad memories. Detik yang berlalu adalah sebuah pelajaran. Terimakasih telah menjadi hikmah dari pelajaran yang terjadi. Dan sekarang kita udah jalan dikehidupan masing-masing. Oh iya bukan kita, tapi aku dan kamu.. Oh iya, aku tau dibalik sisi tidak pedulimu terhadapku sekarang ini, kamu masih mengingatku, dan menganggapku ada. Walaupun itu Cuma secuil. Hal itu terbukti seminggu yang lalu, kamu menyempatkan diri untuk pamit, menepati janjimu dahulu saat kita masih bersama-sama. Makasih udah ngehargain aku dengan sekedar mengingat janji itu. Disini, aku Cuma bisa mendoakan dirimu, kesuksesanmu, dan kebahagianmu. As always, kamu tetap teman baikku.

Rabu, 13 Juli 2016

Mungkin ini sudah waktunya..

Tubuh saling bersandar
Ke arah mata angin berbeda
Kau menunggu datangnya malam

Saat kumenanti fajar

Sudah coba berbagai cara
Agar kita tetap bersama
Yang tersisa dari kisah ini
Hanya kau takut kuhilang

Perdebatan apapun menuju kata pisah
Jangan paksakan genggamanmu
Izinkan aku pergi dulu
Yang berubah hanya
Tak lagi kumilikmu
Kau masih bisa melihatku
Kau harus percaya
Kutetap teman baikmu..


Mungkin ini cara berpisah paling baik buat kita berdua. Iya, berpisah tanpa perpisahan. Bagaimana tidak? Selama ini setiap perpisahan kita yang ‘berpamitan’ selalu tertahan. Karna salah satu dari kita masih ada yang menahannya. Kali ini? Aku rasa tidak. Aku sudah lepas tangan. Mungkin bisa dibilang mengibarkan bendera putih tanda aku menyerah atas semuanya. Aku sudah terlalu lelah, terlalu capek atas semuanya. Aku akui, aku memang berbahagia selama ini, iya selama bersamamu. Namun, kebahagiaan yang aku dapat Cuma sementara. Lalu buat apa? Dari awal aku tau bahwa ini semua memang takkan berakhir manis, namun aku tetap memaksakan menyambut genggamanmu. Itu kesalahan terbesarku.

Mungkin ini sakit, bahkan terlalu sakit. Namun kupikir, lebih baik sakitnya sekarang. Selagi aku masih bisa mengobatinya perlahan. Selagi belum terlambat dan terlanjur parah. Sekarang atau nanti sama saja. Yang kutunggu takkan pernah datang. Justru mungkin jika nanti bukan hanya menyakitiku, namun mematikanku.

Mulai sekarang, aku cukup memotivasi diriku sendiri untuk tak lagi mengetahui apapun tentangmu, mengubur perasaan itu dalam-dalam, lalu tak lagi mengingat semua kisah, kenangan dan kebiasaan tentang kita. Ini tugas berat bagiku.. sejujurnya tak terbayang bagaimana olehku untuk melewatinya.
Sekarang aku terlalu membencimu, iya. Ketika aku mengingat bagaimana caramu menyakitiku perlahan. Buat apa selama ini kata maafmu jika untuk mengulangi kesalahan yang sama. Lalu untuk apa kata sayangmu jika untuk menyakitiku lagi dan lagi? Apa semua kata-kata itu terlalu murah untuk diucapkan bagimu?

Kita pernah saling berpegang erat, saling benjanji untuk tak lagi mengakhiri sampai keputusan yang kita buat bulat untuk berpisah. Maafin aku, jika lagi dan lagi aku yang mengakhiri tanpa meminta persetujuanmu. Kali ini aku benar-benar lelah, tak sanggup lagi menghadapi kamu. Memang benar kata pepatah, jika berjuang sendirian itu sakit.

Arrrghh! Aku benci menjadi orang dewasa, yang terlalu rumit menghadapi cinta. Jika boleh memilih, lebih baik aku tidak merasakan apa-apa. Sungguh terlalu sakit rasanya. Memendam cerita dan masalah sendirian.

Apa setelah ini semuanya akan baik-baik saja? Aku harap begitu, namun mungkin tidak... bagaimana bisa kita berteman seolah semuanya baik-baik saja sementara kita tau kita saling sayang? Butuh waktu untuk menghapusnya. Terutama aku, aku bukan tipe orang yang lihai dalam melupakan, aku terlalu kekanak-kanakan untuk itu. Lebih baik sekarang kita bertingkah seolah tak kenal dan tak pernah masuk ke kehidupan satu sama lain. Rumit ya? Begitulah.. tapi ini cara terbaik

Dan yang terakhir, jika benar kamu sayang aku. Tolong lepaskan genggamanmu. Ini permintaanku........

Rabu, 06 Juli 2016

Kita bahagia bersama, dijalan yang berbeda.

Untuk kamu, yang sempat hadir.
Apa kabar? Sudah lama kita tak berjumpa, bahkan sudah lama aku tak mendengar kabarmu. Aku maklumi itu semua. Aku menghargai kehidupanmu yang sekarang, dan kau? Entahlah masih peduli dengan hidupku atau tidak.

Mungkin kamu akan bertanya, kenapa aku menulis ini semua? Jangan kamu mengira aku menulis ini untuk mendramatisir keadaan, tentu tidak. Sama sekali tidak. Aku menulis ini semua hanya karena merasakan rindu. Tak pernahkan kau merasakannya juga? Aku harap kau sempat merindukanku walau hanya sesaat. Setidaknya kau sempat terngiang bagaimana aku tertawa lalu menangis. Setidaknya kau terngiang bagaimana rasanya mencoba mempertahankan hubungan itu dahulu.
Walau cinta dan cerita kitu telah tiada. Namun, aku masih ingat betapa lucunya saat pertama kali aku melihatmu. Kita terlihat canggung, lalu saling tersenyum sesudahnya.
Aku juga masih ingat, betapa indahnya hujan kala itu. Kau terus melajukan motor dengan cepat agar aku tidak lama terkena hujan. Aku hanya bisa bersembunyi sambil mengeratkan pelukan dibalik punggungmu lalu kau menggenggam tanganku. Kau tidak tau, seberapa banyak aku tersenyum saat itu.

Aku tidak peduli, apakah aku cinta pertamamu atau bukan. Aku menyimpan memori dalam hidupmu atau tidak. Yang aku tau aku merasakannya. Kau juga bukan yang pertama ataupun yang kedua yang pernah hadir dalam hidupku. Tapi percayalah, kau membuatku mengenal banyak hal untuk pertama kalinya.
Kau orang pertama yang membuatku merasa berharga dan merasa dihargai. Kau membuat aku merasa bahwa aku adalah orang yang patut dipertahankan.

Untuk kamu, yang sempat hadir.
Maaf aku sempat membuatmu muak. Dengan sikapku yang kekanak-kanakan. Yang sering mengeluh, yang sering berdrama dengan segala masalah. Kau selalu menenangkanku. Dan lagi, aku terlambat menyadarinya. Aku tau aku salah, tapi siapa yang peduli saat itu? Aku terlalu kalut dengan emosi. Kadang aku pun hanya tertawa bila mengingatnya. Perjalanan kita amat lucu ternyata.

Aku ingat, kita memulai dengan cara yang salah. Entah kamu atau aku. Tapi aku tak menyalahkan
siapapun, karena untuk masalah perasaan semua orang merasa benar. Meskipun penuh kebohongan dan ketidakpedulian. Cukup aku saja yang tau maksud semuanya.

Perjalanan memang kadang tak semulus yang dibayangankan. Kadang membuat aku terbang lalu jatuh. Dan terimakasih, kamu pernah menjadi perjalananku. Hidup kadang terasa manis seperti gulali yang aku beli di taman hiburan, tapi ada masanya terasa pahit sama seperti aku yang tidak sengaja mengecap ampas kopi. Dan kamu telah menajdi keduanya disaat yang bersamaan. Sekali lagi terimakasih. Dan untuk sempat memulai lalu mengakhiri.

Untuk kamu, yang sempat hadir.
Aku tadi bilang bahwa aku merindukanmu, tapi setelah aku menulis ini semua aku tak lagi merasakannya. Aku sedang tersenyum, percayalah. Aku bahagia. Tak perlu aku yang merindumu lagi. Tugasku sudah cukup. Tugasku kini pergi lalu menghilang. Untuk tak saling mengenal akan lebih baik, mungkin? Hahaha aku hanya bercanda. Aku tidak kekanak-kanakan lagi seperti dahulu. Aku hanya berharap kamu baik-baik saja. Kita bahagia bersama, dijalan yang berbeda.

Dan harapan terakhirku adalah suatu saat aku dapat bertemu kamu kembali. Dengan senyuman, tak ada lagi kecanggungan. Lalu berbincang. Dan aku akan mengenalkan seseorang padamu. Dan sebaliknya. Iya seseseorang yang aku kenalkan adalah orang yang membuat aku tersenyum kembali setelah kamu membuatku menangis. Dan kamu mengenalkan seseorang yang kamu ajak tersenyum ketika aku menangis.

Untuk kamu, yang sempat hadir.
Aku merasa cukup dan aku pergi. 

Jumat, 01 Juli 2016

Untuk seseorang yang pernah begitu kupahami..

Untuk seseorang yang pernah begitu kupahami..

Maaf kalau harus menyebut kata-kata ‘pernah’. Karna memang pernah dan kini tak lagi. Ada sebuah batas transparan dari dirimu yang tak pernah bisa kusentuh. Arena khusus yang tak lagi menyertakan aku dalam arenanya. Pikiranmu yang tak bisa lagi kuterka akan kemana tujuannya. Ada banyak hal sederhana yang kini berformula jadi rumit. Dan seolah-olah perubahan-perubahan ini membuat kita saling menyalahkan diri sendiri. Bukan salahmu atau salahku jika ada yang harus selesai diantara kita. Bukan salahmu atau salahku jika tak lagi bisa meneruskan setiap rasa pertama kali yang pernah kita bagi. Ini hanya cara kita belajar bahwa memang perlu ada yang berubah. Dan biarkan waktu yang mengajari kita untuk menerimanya, ya?

Aku undur diri, atas segala rasa yang nantinya bisa memperburuk kondisi hati. Aku undur diri untuk menitipkan lagi segala rasa yang pernah dimintamu dulu. Aku undur diri untuk segala masa depan yang pernah kita impi-impikan. Langkahku pelan-pelan menjauh, mungkin kenangan akan begitu riuh, tapi takkan membuat beberapa luka semakin melepuh. Maaf jika aku tak mampu lagi bertahan, dan maaf jika aku secepat ini melepaskan. Namun hal-hal pahit, harus kau cicipi lebih dahulu agar kau tahu apa rasanya manis. Sesendok pelajaran sedang kita lahap bersama-sama tentang kenyataan bahwa tak seharusnya lagi kita bersama. Lepaslah dengan rela. Karna suatu hari, kita akan sama-sama tersenyum mengingat hari ini.

Memasuki pekarangan hatimu adalah cara terbaik mengenal cinta. Dan mengundurkan diri adalah satu-satunya hal yang paling tepat untuk menjauh dari bertambahnya luka.  Kita akan baik-baik saja. Selamat menemukan yang lain selain aku..

Kamis, 30 Juni 2016

Dengan mencintaimu..

Dengan mencintaimu, aku tau bahagia dan sedih secara bersamaan. Jujur aku sangat amat bahagia kita masih bisa ngejalanin hari bersama-sama sampai didetik ini. Aku bahagia melihat caramu untuk mempertahankan aku ketika aku ingin pergi. Aku bahagia ketika hubungan yang berawal dari ketidaksengajaan dan iseng ini bisa bertahan hingga mencapai angka tahunan.. sebenarnya, bukan perihal seberapa lama kita bersama namun lebih ke seberapa banyak kenangan yang kita ukir itu selama kita bersama. Aku senang masih bisa tertawa lepas dan saling berbagi cerita bersamamu, melihat kekonyolanmu.. aku tak pernah bosan.. namun dibalik kebahagiaan aku itu tersimpan sedih yang tak banyak orang tau bahkan kamu sendiri juga tak pernah tau. Yaa aku memang tak bercerita soal ini. Bagaimana bisa jika sedihku itu karenamu lalu aku ceritakan padamu? Lol! Lebih baik ku simpan sendiri cerita sedihku itu. Sampai disaat aku nulis ini, aku percaya bahwa memang benar kamu menyayangiku namun kamu menyayangiku mungkin hanya sekadarnya. Aku bisa bilang begitu karna aku tak banyak melihat usahamu menunjukkan rasa sayang itu. Aku tak tau entah ini hanya perasaanku semata atau memang benar adanya. Kadang kala aku merasa menjadi wanita egois yang selalu ingin harimu kamu habiskan bersamaku.

Kadang aku mencoba untuk memperkuat hati dan mencoba memastikan bahwa aku bisa tanpa kamu. Namun semakin aku ngeyakinin diri sendiri semakin jiwa aku itu berontak.. nyatanya, aku selalu ingat kamu.

Kalau ditanya apa specialnya kamu? Aku tak pernah tau. Yang aku tau aku sayang samamu dan yang pasti aku selalu nyaman kalo lagi ngabisin waktu bersamamu. Walaupun kadang Cuma hal-hal yang tidak penting namun terasa berharga aja waktu yang terlewati.
Yang selalu terpikirkan olehku adalah.. sampai kapan kita mau seperti ini? Saling mengikat namun tanpa kejelasan. Apakah ini semua berakhir dengan “wasting time?” terkadang selalu ada keinginan untuk mundur dan mengakhiri semuanya namun disaat itu juga kamu bilang “don’t go.....” disatu sisi aku ingin tetap melangkah tanpa memperdulikan omonganmu, namun disatu sisi aku juga belum siap  sepenuhnya. Aku bingung...

Sedih ga sih ketika aku tau aku nyaman ngejalanin sesuatu tapi disatu sisi aku juga mesti cari cara buat ngebunuh rasa nyaman aku itu? Aku bahagia, tapi aku takut bahagia aku itu yang nantinya bakal nyakitin aku.


Dan ada satu hal yang tak pernah aku percaya, bahwa semakin hari nyatanya aku semakin menyayangimu :’)

Rabu, 22 Juni 2016

Yang 'lebih' menghargai cintamu

Pernahkah kamu berharap pada seseorang?
Kamu berharap kebaikannya, kehadirannya, perhatiannya, kasih sayangnya ...
Tapi
Seringkah engkau dikecewakannya, menangis karenanya, disakiti olehnya
Lalu
Pantaskah kamu masih berharap padanya? Ataukah dalam kecewa, dalam tangis dan dalam sakit itu adakah kebahagiaan yang kamu dapatkan? Apakah dengan kecewamu, dia berubah menjadi baik? Apakah dengan tangismu, dia akan hadir? Ataukah dengan perasaan sakit hatimu, dia menyayangimu?
Mungkin jawabannya TIDAK
Jadi
Bukankah ini saatnya untuk kamu pergi, berpaling, menjauh?
Setidaknya pergilah dari rasa kecewa itu. Berpalinglah untuk tetesan airmata itu. Menjauhlah untuk membahagiakan hatimu.
Sulitkah itu bagimu?
Jika “YA”
Pikirkanlah betapa dia tak pernah mengharapkanmu, mempedulikanmu, memikirkanmu.
Tanpa kamu sadari
Kamu telah hanyut dalam harapan, impian dan angan kosongmu
Sedikit kata darinya sudah membuat kamu merasa diperhatikan
Sedikit senyum darinya sudah membuat kamu berpikir dia peduli
Sedikit kabar darinya sudah membuat kamu terlena, tak beranjak
Ya
semua yang sedikit itu saja sudah membuat kamu bahagia
Yang sedikit bahkan semu, sudah membuat kamu bertahan
Untuk apa?
Untuk sesuatu yang KOSONG, tak pernah dia pikirkan, bukan apa-apa untuknya, DIA TIDAK TAHU, BAHKAN TAK AKAN PEDULI
Dan esok, lusa, nanti ataupun detik yang akan datang
Kamu akan kecewa, menangis dan sakit hati lagi
Tidakkah semua itu CUKUP?
Saatnya kamu melangkah
Mendaki di terjal kehidupan dan mengalir bagai air sungai
Jangan bertahan untuk harapan yang tak pernah ada
Jangan menunggu hembus angin yang lalu
Jangan sampai kamu terbangun dalam keadaan remuk
Selagi kamu bisa berdiri
Selagi airmatamu belum habis
Selagi hatimu belum bernana
Biarlah sakitnya terasa hari ini
Esok luka itu akan mengering
Biarlah dia menjadi bagian kenanganmu
Tapi dia tak lagi menghancurkanmu
Bahkan ketika kamu pergi
Dia tak akan menangisimu
Mungkin dia tak menyadarinya
Karena kamu bukan yang diharapkannya
Kamu bukan yang dipikirkannya
Kamu bukanlah apa-apa baginya
Jangan pernah menoleh lagi untuknya
Jika hari ini kamu sadar siapa dia
Besok, tahun depan, sepuluh tahun lagi
Dia akan menjadi orang yang sama
Yang tak pernah memperdulikanmu
Yang hanya memberimu sedikit kata, sedikit senyum
Yang akan menumpahkan air matamu
Menggoreskan rasa kecewa
Dan mengguratkan luka dihatimu
Maka
PERGILAH, PERGILAH
Biarkan hari ini adalah akhir dari kecewamu
Biarkanlah airmata itu menetes sederas derasnya
Dan biarkan rasa sakit itu menghujam dalam
Tapi itu yang TERAKHIR untuknya
Itu yang TERAKHIR
Ingat!
Tuhan tidak menciptakan satu orang didunia ini
Bukalah hatimu
Diluar sana masih banyak yang menginginkanmu
Cukuplah dirimu untuk mereka yang siap menerimamu
Dan yang lebih menghargai cintamu

Jumat, 17 Juni 2016

Hidup selucu ini

Terkadang aku tertawa melihat diriku sendiri. Aku tertawa melihat kebodohan tingkahku yang tak pernah bisa membohongi perasaanku sendiri. Aku tertawa melihat diriku yang tak pernah maju, Cuma bisa stuck ditempat yang lama sambil pura-pura bahagia. Aku tertawa melihat kekonyolanku yang tak pernah berani memutuskan sesuatu. Aku tertawa melihat aku yang dibutakan oleh cinta.

“Aku begitu menyedihkan...” mungkin itu kalimat yang selalu terucap ketika aku melihat cermin. Melihat muka sembab sambil terukir senyum kecil. Seharusnya aku bisa berbahagia dan menikmati hidupku, namun kenyataannya? Aku masih stuck. Stuck pada kenyataan yang selalu membuat aku ingin lari. Aku telah mencobanya.. Bahkan aku sudah terlalu jauh berlari, namun aku tak pernah menemukan ujung. Mengapa? Karna aku selalu melihat kebelakang hanya untuk memastikan apakah ada yang mengejarku? Semakin dikejar aku pun semakin berambisi untuk menemukan titik ujung, namun karna ambisiku yang terlalu besar itu, aku pun berhasil dikejar dan diberhentikan lagi. Oleh karena itu aku tak pernah menemukan ujung dari lariku itu. Bisa dibilang, aku memutuskan sesuatu hanya bisa setengah-setengah.

Ragaku ingin berlari kencang namun hatiku masih tertinggal. Apa bisa ragaku terus berlari sementara hatiku belum berkata siap? Hatiku masih ingin menunggu.  Padahal ragaku tau bahwa yang hatiku tunggu itu tak akan pernah datang. Kadang aku tak mengerti, begitu lelahnya menjalani semua ini. Aku capek, namun aku tetap berjuang melawan capek dan semua negatif thinkingku itu. Aku masih berharap besar atas kamu bisa menjadi dirimu yang dulu lagi. Yang memprioritaskan aku. Hidup kadang selucu ini. Ada kehidupan yang terlihat bahagia padahal justru kebalikannya.

Lalu aku bertanya pada cermin, “Apakah aku bisa berbahagia lagi seperti dahulu?” mungkin hanya waktu yang bisa menjawab semua ini.

Rabu, 15 Juni 2016

Hari demi hari terus berganti..

Hari demi hari terus berganti dan bisikkan itu selalu menghantuiku. Aku bingung! Aku pusing! Aku lelah mencari jalan keluar dari masalah dihatiku ini. Sudah berapa kali aku bertanya kepada Tuhan tapi belum juga menemukan jawabannya. Disaat aku tengah termenung sendiri, aku sudah bertekad kuat untuk mengakhiri hubungan ini, namun disaat kamu ada disampingku, apa yang bisa ku lakukan? malah aku hanya bisa tersenyum dan tertawa kecil sembari menutupi tekadku dan menguburnya dalam dalam. Kenapa bisa begitu? Aku pun tak pernah paham. Apakah ini yang namanya cinta? Apa yang harus ku perbuat? Karna hati membuat ku tak tega mengakhirinya....

Mengumpulkan keberanian untuk pergi darimu juga bukan hal yang mudah. Ada hati yang ku biarkan patah dan basah. Ada rindu yang kuabaikan saat mengadu. Karena memang, ada satu hal yang akhirnya kumengerti, kadang kita dengan sengaja menghabiskan waktu untuk menunggu orang yang takkan pernah datang. Dan yang harus kulakukkan, jika aku tak lagi bisa mengumpulkan keberanian untuk mencintaimu, aku harus mengumpulkan keberanian untuk meninggalkanmu.
Padahal sisi baikmu sempurna dimataku, kamu ga pernah ngomong kasar sama aku, kamu selalu ngasih senyum bahagia setiap menatapku, kamu selalu ngehibur aku dengan tingakah konyolmu, kamu selalu sharing cerita keseharianmu, kamu buat aku melting..  Ah kamu... kamu selalu dan selalu indah disini, dihatiku ..
Ada yang bertanya begini..
“kenapa kamu masih saja tetap mencintai dia walaupun kamu tau, kalian tidak akan mungkin bisa bersatu?”
“sama alasannya seperti kamu tetap bernafas walaupun kamu tau suatu saat nanti kamu tetap akan mati”
Simple kan?

Selain mendoakanmu dan menitipkanmu kepada Tuhan, aku bisa apa?
Menyalahkan waktu dan keadaan?
Memaksakan kehendakku?
Atau menuntut Tuhan untuk mempersatukan kita?
TIDAK!
Aku hanya ingin menyerahkan semua yang kurasakan dan yang terjadi pada Tuhan. Aku percaya jika memang Tuhan menakdirkan untuk menjadi teman hidup dan punya rencana yang terbaik untuk kita, Dia pasti memberikan jalan untuk kita bersatu. Aku hanya bisa mendoakanmu. Kelak jika kau di takdirkan bukan untukku, setidaknya aku pernah menyebutmu di setiap doaku. Cukup aku dan Tuhan yang tau.
Semoga kita bertemu dihari lain. Mungkin ketika waktu dan keadaan sudah berubah menjadi lebih baik. Amin.

Senin, 13 Juni 2016

Rasa itu tetap saja ada

Kamu bisa mengelak, juga bisa menolak sesukamu. Tidak ada yang salah dengan apa yang kamu lakukan. Kamu bisa memilih dan melakukan apa pun yang kamu mau. Tidak ada yang bisa memaksakan memang. Aku juga tidak ingin memaksakan apapun. Bahkan, jika kamu menjauh sekalipun, aku tidak bisa menahanmu. Aku juga tidak akan memohon agar kamu tetap tinggal disini.
Namun, perasaan yang tumbuh dan terus bertambah bukan hal yang bisa kuperbuat semauku, bukan juga sebuah hal yang aku mau. Perasaan itu tetap saja ada, meski berkali-kali aku pun coba mengusirnya.

Barangkali, itulah salah satu sebab kenapa ada orang yang bertahan bertahun-tahun. Kenapa ada orang yang betah meski tak lagi dibutuhkan. Kenapa ada orang yang bersikeras, meski hatinya berkali-kali dihancurkan. Kenapa ada orang yang tetap ingin menetap, meski tak lagi ditatap. Sebab, terkadang cinta lebih kuat dari apapun. Ia bertahan dan tak pernah mau pergi, meski tak juga memiliki. Ia tetap ingin menjadi ada, bahkan pada seseorang yang menganggapnya tiada....

Kamis, 09 Juni 2016

Over all, terimakasih...

“Kalau dekat bertengkar, kalau jauh rindu ....” yah mungkin ini peribahasa yang tepat buat hubungan kita berdua. Bagaimana tidak? Setelah hari demi hari kita lewati tanpa bertemu eh saat bertemu saling bete, jutek, ngambek. Ga ngerti lagi sama hubungan ini. Terkadang kesel iya, lucu juga iya. Kesel aja gitu saat pertama kali ketemu kamu, kamu udah manyun-manyun gara gara nungguin aku setengah jam lebih terus ngomel ngomel ga jelas, terus lucunya liat face kamu yang udah bulet makin bulet deh kalo ngambek. Pengen cubit terus rasanya pipimu ituuuuuuu.
Buat pertemuan kita kali ini, aku minta maaf karna aku ga bisa nepatin janji aku. Terus buat kamu nunggu lama. Terus akunya ga peka. Terus akunya gamau inisiatif peluk kamu. Terus akunya ga ngabulin permintaan kamu. HAHA iyalah semualah ya salahku. Gemesin kali liatmu ngomel ngomel itu.
Aku masih mengingat hari ini, hari dimana kita lagi dan lagi kehujanan dijalan. Do you remember 1 years ago...? Kala itu kita neduh, but kali ini kita hantam aja tuh gerimis gara-gara ngejar jadwal film wkwk maaf kalo bajumu jadi basahL harusnya aku ngikutin maumu buat ngerubah plan.

Aku kangen bangetttttttttttt sama kamu, padahal i know you so ngeselin argggh! Isengnya kamu ga berubah, mulai dari suka mukul helm, dll but rasakan cubitanku yeayyy:p Tapi terimakasih banget buat hari ini. Makasih udah meluk erat aku, makasih udah ngerangkul aku, ngedekap aku, makasih udah genggam tangan aku. Pokoknya makasih udah ngasi aku 1 kenyamanan yang buat aku damai banget. Pelukan itu... makasih udah buat aku bersandar di dada kamu. Hangat dan nyaman bangettt, bahkan aku bisa merasakan detak jantungmu. Sekali lagi makasih buat posisi ternyamannya. Aku tenang, bahkan saat itu tak lagi mengingat semua kesalahan hubungan kita. Makasih udah sayang sama aku, walaupun aku tau seberapa ngeselinnya dan childishnya aku, makasih udah sabar dan tetep stay walaupun udah berkali kali aku ingin mengakhiri semuanya. Ily

Senin, 14 Maret 2016

Kepada Orang yang Baru Patah Hati

Kepada orang yang baru patah hati, persilahkan dirimu bersedih. Para orang punya pandangan yang aneh saat bersedih, seakan-akan bersedih adalah sebuah hal yang tabu. Seakan kamu harus buru-buru tertawa setelah hal buruk menimpa. Tetapi tidak.. seperti hujan ditepi senja, kamu harus membiarkan setiap sendu yang ada. Setiap kematian butuh peratapan, begitupun cinta yang telah mati. Maka lakukanlah apa yang orang patah hati lakukan. Menangis hingga kamu tidak bisa mendengar suara kamu sendiri , makan cokelat sebanyak-banyaknya, mandi air hangat hingga jarimu pucat, pergi ke cafe dengan tatapan nanar, pesan 1 buah es teh manis, karena kopi terlalu pahit untuk diminum disaat seperti ini. Izinkanlah dirimu bersedih. Menangislah seakan ini terakhir kalinya kamu dikecewakan seseorang. Menangislah seakan kamu lupa caranya berharap.

Kepada orang baru patah hati, setelah kamu bosan bersedih, inilah saat kamu untuk mengangkat dirimu kembali. Mulai dengan hal yang mudah. Kamu bisa mulai mengambil gitar dan mengambil nada-nada mayor yang bahagia, ambil piano dan bermain soneta yang indah, atau jika kamu tidak bisa bermain musik, lihatlah dirimu didepan cermin, dan bersenandunglah. Dan diantara nada-nada itu, bisikkan pada dirimu sendiri  “aku pantas untuk bahagia”.

Kepada orang yang baru patah hati, selalu ada teman untuk menemani kamu. Pergilah bertemu temanmu, tertawalah sampai lupa waktu, tanyakan tentang kabar teman yang lain, pamerlah keberhasilanmu dibidang yang kamu suka. Dan jika memungkinkan nongkronglah sampai kamu diusir dari tempat itu. Emangsih kenangan terhadap dirinya kadang masih sering mengganggu. Tempat yang pernah kalian datangi tidak akan terasa sama. Teman yang belum tau mungkin akan menghampirimu dan bertanya “si dia mana ya?” dan kamu akan balas dengan senyum tipis, entah bagaimana menjawabnya.  Tapi percayalah satu hal, semua ini akan berlalu. Sama seperti hal lain didunia, semua hal buruk pasti akan beranjak pergi. Hujan pasti akan berganti langit biru, gelap pasti berganti terang, dan luka pasti akan terganti dengan senyuman tipis dibibirmu.

Kepada orang yang baru patah hati, bersabarlah.. karena disetiap gelap pasti ada cahaya kecil, karena disetiap sakit pasti ada pembelajaran, karena “kamu pantas untuk berbahagia kembali ..”

-Raditya Dika-

Senin, 07 Maret 2016

Puisi tentang "K I T A"

Kau membuatku sakit dan sembuh
Bahagia dan sedih di waktu bersamaan
Kita indah dalam cara yang rumit
Saling mengerti namun harus terbungkam

Kau adalah mawar yang aku peluk
Terus kupeluk meski durimu melukaiku
Kita bersalah dalam cara yang manis
Saling memperdulikan namun harus terdiam

Kau adalah selamat tinggal yang tertunda
Aku tahu akhir cerita ini, hanya tak mau tahu
Kita berpegangan dalam cara yang mustahil
Saling mengingat namun harus melupakan

Kadang bukan rasanya yang harus berhenti
Hanya saja kisahnya memang harus terhenti
Kita bahagia dalam cara yang menyakitkan
Saling menginginkan namun harus merelakan

Minggu, 31 Januari 2016

Keikhlasan

Mungkin kita terlalu sering diajari mencinta, hingga lupa bahwa ada juga yang namanya mengikhlaskan dan merelakan. Pada bagian ini, saya bukan orang yang lihai melakukannya. Namun, tak mungkin juga menjadi orang yang egois, memaksakan untuk bersama tanpa memikirkan apakah ia yang kita cinta juga merasakan bahagia yang sama.


Kita semua butuh merasa dibutuhkan, kita ingin merasa diingini, kita rindu merasa dirindui. Namun, apalah artinya  jika kita tanpa kata ‘saling’? bukan berarti menuntut timbal balas, ‘saling’ kepada tanpa paksaan, rela hati, bahkan merasa suka melakukannya.

Rabu, 27 Januari 2016

Mungkin begini...

Mengapa tidak fokus dengan satu orang saja? Meskipun dia banyak kekurangannya, bukankah cinta seharusnya saling melengkapi satu sama lain? Bukankah cinta itu saling memperbaiki dan menguatkan satu sama lain? Bukankah lebih menyenangkan mencapai sesuatu dengan seseorang yang bersedia menemanimu sejak mendaki hingga berada dipuncak?
Yang terbaik adalah dia yang selalu berusaha memperlakukanmu dengan baik.
selama dan sejauh apapun kamu mencari yang terbaik atau yang sempurna, kamu takkan menemukannya jika kamu tidak pernah puas, bersyukur dan yakin pada satu orang.
Akan ada hari dimana seseorang datang dengan cinta yang jauh lebih besar dari seseorang yang telah mematahkan hatimu.

Senin, 18 Januari 2016

Wasted my time..

I wish I never liked you.
I wish didn’t waste all those time talking to you or thinking about you. I wish I didn’t worry or cared about all times you ignored me. I wish I never got excitedeverytime you made me feel special. I wish I never believed every word you said. I wish I never got my hopes high for you. And I wish I never keep trying and trying, knowing  I would just go through the same thing. Because in the end, the one that gets hurt isn’t you. It’s me.

Minggu, 10 Januari 2016

It's Up To You...

Loving can hurt... Loving can hurt sometimes....
Seminggu tanpa kabar? OK! It is no problem. Aku tau kok sekarang kamu yang super sibuk banget. Mulai dari sibuk dari hal yang ga penting sampe sibuk karena ngejar cita citamu itu. Oke, aku udah paham banget banget soal ini, udah biasa juga ngadepin kamu yang begini. Udah pernah kok ngelewatin hal yang lebih berat dari ini. Dulu kita pernah berantem hebat. Sampe akhirnya kita memilih untuk lost contact selama sebulanan lebih. Dan akhirnya? Semua kembali seperti diawal. Kita sama-sama lagi. Dulu, ga berantem sehari aja rasanya ga afdhol. Padahal yang dipermasalahin hanya hal hal sepele yang ga penting. Inget ga kira-kira tepat setahun yang lalu? 28 Januari 2015. Kita berantem dan aku memutuskan untuk pergi dari hidupmu. Kita berantem dari tengah malam sampe pagi subuh ditelfonan. Kita berantem Cuma gara-gara kamu nahan aku buat ga pergi dan sampe akhirnya aku ga pkl gara-gara sakit. Oke ini adalah satu dari banyak kenangan kita selama bersama-sama. Hal kayak gini udah ga asing lagi kujalanin. Udah kita lewatin semua kok, mau yang indah, pahit. And I try to enjoying it.

Aku ga bakalan nge-greet kamu duluan...  kan kamu tau sendiri, kalo aku ga mau ngenganggu kamu sedikitpun. Bukannya aku cuek atau ga mau berjuang. Cuma aku ngerasa buat apa aku ngejar-ngejar hal yang bukan milikku. Disini posisi aku ‘serba salah’ aku Cuma bisa ngikutin alur apa yang kamu mau. Kamu bilang kamu masih pengen ngelanjutin hubungan ini sampe kita berdua sama-sama udah bosan dan ga sanggup lagi. Oke aku anggap itu sebuah komitmen kita. Kalo sekarang kamu mau ngelepas aku, demi apapun aku ikhlas selama itu memang kemauan kamu. Ga bakal aku tahan kamu kok. Karna aku percaya satu hal, kalo kita memang masih ditakdirkan untuk bersama-sama, kamu bakal balik sendiri kok. Sooner or later.......

Rabu, 06 Januari 2016

Bedanya Suka, Sayang dan Cinta

Pada saat kau suka pada seseorang, kau akan memaksanya menyukaimu.
Pada saat kau sayang pada seseorang, kau akan membiarkannya memilih.
Dan pada saat kau cinta pada seseorang, kau akan selalu menantinya dengan setia.
Suka adalah hal yang menuntut.
Sayang adalah hal yang memberi dan menerima.
Cinta adalah hal yang memberi dengan rela.
Pada saat orang yang kau sukai menyakitimu, maka kau akan marah dan tak mau lagi berbicara padanya.
Pada saat orang yang kau sayang menyakitimu, engkau akan menangis untuknya.
Dan pada saat orang yang kau cintai menyakitimu, kau akan berkata, “Tak apa, dia hanya tak tahu apa yang dia lakukan”

Jumat, 01 Januari 2016

Harapan diawal Tahun

1 Januari 2016. Yap, tahun 2015 telah berakhir. Banyak hal yang telah terlewati ditahun tahun sebelumnya. Tak pernah berubah. Tak berubah menjadi cerita bahagia. Hanya sekedar membuang waktu. Membuang cerita masa muda, masa SMAku.
2016, diawal tahun ini aku banyak berharap bahwa ditahun ini akan banyak terjadi perubahan dalam hidupku. Tak banyak yang kuinginkan. Hanya satu, aku hanya ingin luka hatiku sembuh dan bukannya bertambah parah. Aku ingin mengobatinya ditahun ini.
Yap, benar saja. Selama ini bukan mengobatinya tapi aku malah menambah lukanya. Padahal aku sudah tau sendiri bahwa itu tak akan pernah berakhir bahagia. Dan dia tak akan pernah berubah. Dia tak akan pernah mencintaiku seutuhnya. Dan kami takkan pernah bersatu.
Aku tahu, kesalahan terbesar yang pernah kita lakukan adalah berteman dengan saling mencintai. Hal itu memang tak wajar. Namun kamu selalu menyakiniku bahwa itu semua bukan suatu hal yang salah, dan aku dengan perasaanku yang bodoh hanya mengikuti apa katamu.

Ditahun ini, hanya satu harapanku. Dengan berakhirnya tahun 2015, maka berakhir juga semua cerita kita. Mari kita perbaiki diri masing-masing dan hidup dengan dunia kita yang sebenarnya. Jika memang kita telah ditakdirkan untuk bersama. Suatu hari nanti inshaallah kita akan dipertemukan lagi olehNya.