Selasa, 19 Maret 2019

Bolehkah untuk malam ini saja aku merindukanmu?

Bolehkah untuk malam ini saja aku merindukanmu?

Tenang, aku hanya sedikit merindukan momen saat ini kita masih bersama-sama. Sudah lama rasanya aku tak memikirkanmu lagi. Tapi untuk malam ini, saat aku tengah menikmati damainya suasana malam, angin membawa rasa rindu itu. Aku bingung harus senang atau sedih atas perasaan rindu yang datang tiba-tiba ini. Jujur aku belum melupakan rasa sakit yang dulu. Tapi tenang aku tak menyimpan sedikitpun dendam atau membencimu. Aku hanya sukar lupa atas apa yang pernah terjadi.

Baiklah, kembali lagi ke topik aku merindumu.. Hingga ku putuskan untuk menulis blog sebagai penyalur rinduku.
Apa kabar kamu? Aku harap selalu baik-baik saja. Eitss tapi tenang, aku merindumu hanya sebatas rindu. Tidak lebih, tidak terngiang harapan apapun. Setelah apa yang terjadi dulu, aku tak pernah mengikuti apa perkembangan kehidupanmu. Tak ada rasa ‘kepo’ dalam diriku. Tak ingin tau apa yang kanu lakukan. Maka dari itu aku rasa rindu ini wajar.

Waktu yang panjang..
Tanpa terasa hari-hari berlalu begitu cepat, menghapus perlahan cerita dan kenangan itu. Aku juga sudah cukup banyak lupa akan setiap momen dan hari yang kita lewati sama-sama., hanya beberapa hal saja yang aku rasa tak akan pernah lupa. Mungkin kamu masih ingat juga beberapa kepingan momen itu? Tentunya momen-momen yang membekas itu yg membuatku merindu malam ini.

Apa aku harus meluapkan dengan  tangis saat  mengingatnya? Ya harus, agar aku bisa melegakan rinduku. Kutarik napas, lalu kuhembuskan pelan. Aku mengingat hangat genggam tanganmu.

Rasanya masih ada yang mengganjal, rasanya seperti ada yang belum diungkapkan dan diselesaikan. Entah itu apa aku pun tak tau saat ini, Aku sedikit menyesal kita mengakhiri tanpa perpisahan. Mungkin jika semuanya terselesaikan dengan baik, rindu ini tak akan ada. Ketika ada pepatah mengatakan “karna nila setitik, maka rusak susu sebelanga” namun rasanya pepatah itu tak berlaku untukku. Aku merindumu karna mengingatmu sebagai sosok yang baik. Padahal kamu tak sepenuhnya baik. Tapi aku tak bisa mengingat keburukanmu. Sungguh aneh bukan?