Selasa, 09 Juni 2015

Mengkafani Jenazah

 “Mengkafani Jenazah”

A.  Pengertian Mengkafani Jenazah.
          Mengkafani jenazah adalah menutupi atau membungkus jenazah dengan sesuatu yang dapat menutupi tubuhnya walau hanya sehelai kain. Hukum mengafani (membungkus) mayat itu adalah fardu kifayah atas orang yang hidup. Kafan diambil dari harta si mayat sendiri jika dia meninggalkan harta. Kalau ia tidak meninggalkan harta, maka kafannya menjadi kewajiban orang yang wajib memberi belanjanya ketika ia hidup. Kalau orang yang wajib membeli belanja itu juga tidak mampu, hendaknya di ambilkan dari baitul-mal. Jika baitul-mal itu tidak ada atau tidak teratur, maka hal itu menjadi kewajiban muslim yang mampu. Demikian pula keperluan lainnya yang bersangkutan dengan mayat. Kafan sekurang-kurangnya selapis kain yang menutupi seluruh badan mayat, baik mayat laki-laki maupun perempuan.

Dalam sebuah hadist diriwayatkan sebagai berikut:
ها جر نا سع ر سو ل ا لله صلى ا لله عليه و سلم كلتمس و جه ا لله فو قع ا جرنا على الله فمنا من ما ت لم يأ كل من ا جر ه شأ منهم مصعب ا بن عمير قتل يو م ا حد فلم نجد ما لكفنه ا لا بر د ة, ا ذا غطينا بها ر أ سه خر جت ر جلا ه, و ا ذا غطينا بها ر جليه حر ج ر أ سه فأ مر نا ا لنبي صلى ا لله عليه و سلم ا ن نغطي ر أ سه و ا ن نجعل على ر جليه من ا لا ذ خر (رواه ا لبخا ر ى)
Artinya: “Kami hijrah bersama Rasulullah SAW dengan mengharapkan keridhaan Allah SWT, maka tentulah akan kami terima pahalanya dari Allah, karena diantara kami ada yang meninggal sebelum memperoleh hasil duniawi sedikit pun juga. Misalnya, Mash’ab bin Umair dia tewas terbunuh diperang Uhud dan tidak ada buat kain kafannya kecuali selembar kain burdah. Jika kepalanya ditutup, akan terbukalah kakinya dan jika kakinya tertutup, maka tersembul kepalanya. Maka Nabi SAW menyuruh kami untuk menutupi kepalanya dan menaruh rumput izhir pada kedua kakinya.” (H.R Bukhari)
         
          Kain kafan yang digunakan hendaknya kain kafan yang bersih, berwarna putih, dan sederhana. Seperti Sabda Rasulullah SAW:
اْلبِسُوْا مِنْ ثِيَابِكُمُ اْلبَيَاضِ فَاِنَّهَا خَيْرُ ثِيَابِكُمْ وَكَفِّنُوْا فِيْهَا مَوْتَاكُمْ (رواه الترمذي)
Artinya:  “Berpakaianlah kamu dengan pakaianmu yang berwarna putih, karena pakaian putih itu merupakan pakaian terbaikmu, dan kafanilah mayat kamu dengan kain putih itu.” (HR. Tirmizi)

Juga Rasulullah SAW bersabda,
 “janganlah kamu berlebih-lebihan memilih kain yang mahal-mahal untuk kafan, karena sesungguhnya kain kafan itu akan segera hancur,” (HR. Abu Daud)



B.  Perlengkapan mengkafani jenazah.
Perlengkapan yang diperlukan untuk mengafani jenazah adalah sebagai berikut:
1.     Kain untuk mengafani secukupnya, diutamakan yang berwarna putih.
2.    Kain kafan untuk jenazah laki-laki terdiri dari 3 (tiga) lembar, sedangkan kain kafan untuk jenazah perempuan terdiri dari 5 (lima) lembar kain, terdiri dari:
·         Kain basahan
·         Baju kurung
·         Kerudung
·         Dua lembar kain penutup.
3.    Sebaiknya disediakan perlengkapan sebagaiberikut:
·         Tali sejumlah 3, 5,7 atau 9, antara lain untuk:
-       Ujungkepala
-       Leher
-       Pinggang/ pada lengan tangan
-       Perut
-       Lutut
-       Pergelangan kaki
-       Ujung kaki
·         Kapas secukupnya
·         Kapur barus atau pewangi secukupnya.
4.    Meletakkan kain memanjang searah tubuhnya, di atas tali-tali yang telah disediakan/
5.    Untuk jenazah perempuan, aturlah mukena, baju dan kain basahan sesuai dengan letaknya.

C.  Sunah-sunah dalam mengkafani jenazah.
Dalam mengafani jenazah, terdapat hal-hal yang disunnahkan, antara lain:
1.     Kain yang digunakan hendaklah bagus, bersih, dan menutupi seluruh tubuh.
2.    Kain kafan hendaklah berwarnah putih.
3.    Jumlah kain kafan bagi laki-laki hendaklah tiga lapis, sedengkan perempuan lima lapis.
4.    Sebelum digunakan untuk membungkus, kain kafan hendaknya diberi wangi-wangian.
5.    Tidak berlebihan dalam mengafani jenazah.

D.  Tata cara mengkafani jenazah.
a. Cara mengafani jenazah laki-laki
          Dihamparkan sehelai-sehelai, dan di atas tiap-tiap lapis itu ditaburkan wangi-wangian, seperti kapur barus dan sebagainya; lalu mayat diletakkan di atasnya. Kedua tangannya diletakkan di atas dadanya, tangan kanan di atas kanan kiri; atau kedua tangan itu diluruskan menurut lambungnya (rusuknya).
عن عا ءشة كفن رسول الله صلى الله عليه وسلم فى ثلا ثة اثواب بيض سحولية من كرسف ليس فيها قميص ولا عما مة. متفق عليه.
Dari Aisyah, “Rasulullah Saw, dikafani dengan tiga lapis kain putih bersih yang terbuat dari kapas (katun), tanpa memakai gamis san serban.” (sepakat ahli hadits)

1.     Bentangkan kain kafan sehelai demi sehelai, yang paling bawah lebih lebar dan luas. Sebaiknya masing-masing helai diberi kapur barus.
2.    Angkatlah jenazah dalam keadaan tertutup dengan kain dan letakkan di atas kain kafan memanjang lalu ditaburi dengan wangi-wangian.
3.    Tutuplah lubang-lubang yang mungkin masih mengeluarkan kotoran dengan kapas.
4.    Selimutkan kain kafan sebelah kanan yang paling atas, kemudian ujung lembar sebelah kiri. Selanjutnya, lakukan selembar demi selembar dengan cara yang lembut.
5.    Ikatlah dengan tali yang sudah disiapkan sebelumnya dibawah kain kafan tiga atau lima ikatan. Lepaskan ikatan setelah dibaringkan di liang lahat.
6.    Jika kain kafan tidak cukup menutupi seleruh badan jenazah, tutupkanlah bagian auratnya. Bagian kaki yang terbuka boleh ditutup dengan rerumputan atau daun kayu atau kertas dan semisalnya. Jika tidak ada kain kafan kecuali sekadar untuk menutup auratnya saja, tutuplah dengan apa saja yang ada. Jika banyak jenazah dan kain kafannya sedikit, boleh dikafankan dua atau tiga orang dalam satu kain kafan. Kemudian, kuburkan dalam satu liang lahat, sebagaimana dilakukan terhadap syuhadak dalam perang uhud

b. Cara mengkafani jenazah perempuan
          Mula-mula dipakaikan kain basahan, baju, tutup kepala, lalu kerudung, kemudian dimasukkan ke dalam kain yang meliputi seluruh badannya. Di antara beberapa lapisan kain tadi sebaik-baiknya diberi wangi-wangian, misalnya kapur barus. Kecuali orang yang mati ketika sedang dalam ihram haji atau umrah, ia tidak boleh diberi harm-haruman dan jangan pula ditutupi kepalanya.
عن ليل بنت قانف قالت كنت فيمن غسل ام كلثوم بنت رسول الله صلى الله عليه وسلم عند وفاتها وكن اول مااعطانا رسول الله صلى الله وسلم الحقأءثم الد رع ثمأالجما رثم ألملحفة ثم اد رحت بعد ذ لك فى الثوب الاخر. قالت ورسول الله صلى الله عليه وسلم عند الباب ومعه كفنها ينا ولنا ثوبا ثوبا. رواه أحمدوأبوداود.
Dari laila binti qanif. Ia berkata,“ia salah seorang yang turut memandikan Ummi Kalsum binti Rasulullah Saw. Ketika ia wafat yang pertama-tama diberikan Rasulullah Saw kepada kami adalah kain basahan, kemudian baju, tutup kepala, lalu kerudung, dan sesudah itu dimasukkan ke dalam kain yang lain (yang menutupi seluruh badannya). “kata Laila, “sedangkan Nabi berdiri di tengah pintu membawa kafannya, dan memberikannya kepada kami sehelai demi sehelai.” (HR. Ahmad & Abu Dawud)
Selain itu, kafan itu sebaiknya adalah kain putih bersih.
Sabda Rasulullah Saw.
البسوا من ثيا بكم البيا ض فانها خير ثيا بكم وكفنوا فيها موتاكم . رواه الترمذى وغيره.
“Pakailah olehmu kain putihmu, karena sesungguhnya kain putih itu sebaik-baik pakaianmu; dan kafanilah mayatmu dengan kain putih itu.” (HR. Tirmidzi & lain-lain).

Kain kafan perempuan terdiri atas lima lembar kain kafan putih, yaitu:

1.     Lembar pertama yang paling bawah untuk menutupi seluruh badannya yang lebih lebar.
2.    Lembar kedua untuk kerudung kepala.
3.    Lembar ketiga untuk baju kurung.
4.    Lembar keempat untuk menutup pinggang hingga kaki.
5.  Lembar kelima untuk pinggul dan pahanya.

Mengafani jenazah perempuan sebagai berikut:
1.     Susunlah kain kafan yang sudah dipotong-potong untuk masing-masing bagian dengan tertib. Kemudian angkatlah jenazah dalam keadaan tertutup dengan kain dan letakkna diatas kain kafan sejajar, serta taburi dengan wangi-wangian atau dengan kapur barus.

2.    Tutup lubang-lubang yang mungkin masih mengeluarkan kotoran dengan kapas.
3.    Tutupkan kain pembungkus pada kedua pahanya.
4.    Pakaikan sarung ( cukup disobek saja, tidak di jahit )
5.    Pakaikan baju kurungnya (cukup disobek saja, tidak di jahit )
6.    Dandanilah rambutnya tiga dandanan, lalu julurkan kebelakang.
7.    Pakaikan penutup kepalanya ( kerudung )

8.    Membungkusnya dengan lembar kain terakhir dengan cara menemukan kedua ujung kain kiri dan kanan lalu digulung ke dalam. Setelah itu, ikat dengan sobekan pinggir kain kafan yang setelahnya telah disiapkan di bagian bawah kain kafan, tiga atau lima ikatan, dan ddilepaskan ikatanya setelah diletakkan di dalam liang lahat. Setelah itu, siap untuk di sholatkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar